KABUT ASAP: 36 Pesawat Batal Terbang di Riau  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 27 September 2015 16:25 WIB

Warga mengenakan masker saat pelaksanaan salat Idul Adha yang diselimuti kabut asap yang pekat di Dataran Engku Putri, Batam, Kepulauan Riau, 24 September 2015. Kabut asap semakin pekat dengan indeks standar pencemar udara (ISPU) mencapai titik tertinggi 247 pada sore kemarin dan masuk kedalam kategori sangat tidak sehat. ANTARA/M N Kanwa

TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan membuat aktivitas penerbangan di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, lumpuh. Sejak pagi hingga siang, tidak satu pun pesawat bisa terbang karena landasan pacu tertutup asap. Sebanyak 36 pesawat terpaksa membatalkan penerbangan. "Cuaca buruk akibat asap," kata Duty Manager Bandara Pekanbaru Hasnan, Ahad, 27 September 2015.

Menurut Hasnan, ada 68 penerbangan, baik keberangkatan maupun kedatangan, di bandara Pekanbaru. Namun sejauh ini tidak satu pun pesawat melakukan penerbangan. Sebanyak 36 penerbangan batal terbang. Sedangkan untuk jadwal sore dan malam masih menanti konfirmasi sambil menunggu cuaca membaik. "Hingga siang sudah ada enam pesawat yang batal."

Enam pesawat yang membatalkan penerbangan, baik domestik maupun luar negeri, adalah Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Fire Fly, Sriwijaya, Batik Air, dan Air Asia. "Jarak pandang hingga siang masih 300 meter, jauh di bawah ambang batas penerbangan," ujarnya. Batalnya penerbangan membuat ratusan penumpang telantar. Mereka terpaksa mengganti jadwal atau meminta tiket dikembalikan.

Warga Pekanbaru, Sayuti, terpaksa membatalkan keberangkatannya ke Jakarta dan memilih pulang. "Saya batal berangkat gara-gara pesawat tidak berangkat karena asap," tutur karyawan swasta yang mengaku akan bertugas di Jakarta ini.

Belum diketahui pasti total penumpang yang telantar. Dalam sehari, bandara Pekanbaru melayani 8.000 penumpang, baik keberangkatan maupun kedatangan.

Titik panas yang diindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera kembali meluas. Titik panas melonjak hingga 674 titik, jauh meningkat dari hari sebelumnya 45 titik. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan satelit Tera dan Aqua memantau Sumatera Selatan masih menjadi penyumbang titik panas terbanyak di Sumatera dengan 607 titik. "Titik panas terpantau pukul 05.00," ucap Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin.

Menurut Sugarin, titik panas tersebut juga menyebar hingga lima daerah lain, yakni Jambi dengan 37 titik, Lampung (14 titik), Bangka Belitung (11 titik), dan Kepulauan Riau (1 titik). Sedangkan di Riau terpantau ada empat titik panas, yang terdapat di Siak. "Tingkat kepercayaan di atas 70 persen, yakni empat titik panas," ujarnya.

RIYAN NOFITRA

BERITA MENARIK
Disebut Ahok Berotak Kelas Dua, Ini Reaksi Mengejutkan Jaya Suprana
Dilaporkan Tewas 30 Tahun Lalu, Wanita Ini Ternyata Hidup


Berita terkait

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Kementerian Lingkungan Hidup Kampanyekan Perangi Sampah Plastik dengan Cara Produktif

7 Februari 2024

Kementerian Lingkungan Hidup Kampanyekan Perangi Sampah Plastik dengan Cara Produktif

Pada Hari Peduli Sampah Nasional 2024 ini, Kementerian Lingkungan Hidup mengusung tema "Atasi Sampah Plastik dengan Produktif."

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Formasi CPNS dan PPPK 2023 untuk Lulusan SMK Sederajat, dari BIN hingga Kejaksaan

27 September 2023

Formasi CPNS dan PPPK 2023 untuk Lulusan SMK Sederajat, dari BIN hingga Kejaksaan

Daftar formasi CPNS dan PPPK 2023 untuk lulusan SMK.

Baca Selengkapnya

Momen Presiden Jokowi Diberi Tas Kalung oleh Warga Papua

18 September 2023

Momen Presiden Jokowi Diberi Tas Kalung oleh Warga Papua

Jokowi sempat terdiam untuk menerima kalung itu, sebelum dia memakainya sendiri. Setelah Jokowi memakainya, pengunjung yang hadir sempat sorai.

Baca Selengkapnya