Geopark Gunungsewu Masuk Unesco, Pengelola Terpadu Disiapkan

Jumat, 25 September 2015 21:10 WIB

Wisatawan berjalan di antara bebatuan purba di Stone Garden Geopark, Padalarang, Bandung, 14 Mei 2015. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Yogyakarta - Lembaga Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan di Persatuan Bangsa-Bangsa (Unesco) resmi menetapkan Geopark Gunungsewu sebagai bagian dari Global Geoparks Networks pada September 2015. Kini Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mulai memikirkan perlunya lembaga khusus yang mengelola situs dunia tersebut. Pasalnya, geopark Gunungsewu membentang di tiga kabupaten yang berada di tiga provinsi, yaitu Gunung Kidul di Yogyakarta, Wonogiri di Jawa Tengah, dan Pacitan di Jawa Timur.

“Harus ada koordinasi tiga daerah itu. Siapa pengelolanya,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan DIY Didik Purwadi saat ditemui di Gandhok Kiwo, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat, 25 September 2015.

Apalagi pengelolaan Geopark jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Koordinasi yang baik bisa mempermudah penganggaran dari APBD kabupaten maupun provinsi masing-masing. “Jangan sampai kalau ada duit ya haryo saguh (menyanggupi), kalau tidak ada duit ya endho kusumo (mengabaikan),” kata Didik.

Saat ini, pemerintah tengah menimbang sejumlah opsi mengenai lembaga terpadu ini termasuk membentuk BUMN sendiri. Namun Didik menolak untuk menjelaskan opsi mana yang dipilih pemerintah Yogyakarta. “Saya enggak mau mendahului. Yang penting ketemu dulu. Jangan sampai ada dusta di antara tiga daerah,” kata Didik sambil tertawa.

Pengembangan dan pelestarian geopark Gunung Sewu oleh tiga kabupaten dari tiga provinsi sekaligus di Indonesia merupakan model pengelolaan yang langka. Ketiga daerah itu harus bekerja sama untuk meloloskan geopark Gunungsewu sebagai situs geopark tingkat dunia berdasarkan penilaian Unesco.

Luas Gunungsewu sendiri mencapai 1.802 kilometer persegi yang terdiri dari 33 situs alam atau geosite. Sebanyak 13 situs alam berada di Gunungsewu di wilayah Gunung Kidul.

Pelaksana tugas Asisten Pembangunan Gunung Kidul Khairudin mengungkapkan akan ada pertemuan dengan tiga kabupaten pada 28 September 2015 di Pacitan untuk membahas pengelolaan geopark tersebut. Khairudin sendiri berharap penetapan Gunungsewu sebagai geopark warisan dunia versi Unesco ini dapat mendongkrak kunjungan wisatawan di daerah tersebut. “Selama ini, kan datang hanya lihat gunung. Tapi tidak tahu asal mula pegunungan itu,” kata Khairudin.

Meskipun tidak bersifat wajib, pemerintah Gunung Kidul akan membuat jadwal undangan kepada tiap-tiap sekolah di sana untuk datang berkunjung ke Gunungsewu.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Jelang Libur Nataru, Taman Pintar Yogyakarta Sudah Dibanjiri Wisatawan

14 Desember 2023

Jelang Libur Nataru, Taman Pintar Yogyakarta Sudah Dibanjiri Wisatawan

Kunjungan wisata di wahana keluarga Taman Pintar Yogyakarta tercatat mengalami peningkatan menjelang libur Nataru

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Tahun, Produsen Bakpia di Yogyakarta Beroperasi 24 Jam dan Siapkan Bioskop Mini

30 November 2023

Libur Akhir Tahun, Produsen Bakpia di Yogyakarta Beroperasi 24 Jam dan Siapkan Bioskop Mini

Produsen bakpia juga telah eksis di empat kabupaten lain Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengusung keunikannya sendiri.

Baca Selengkapnya

Tebing Breksi Jogja, Jam Buka, Harga Tiket Masuk dan Rutenya

3 November 2023

Tebing Breksi Jogja, Jam Buka, Harga Tiket Masuk dan Rutenya

Nikmati keindahan seni relief sampai matahari terbenam di Tebing Breksi Jogja, simak jam buka, harga tiket masuk, serta rute perjalanan.

Baca Selengkapnya

Jadi Kuliner Khas Murah Meriah, Yogyakarta Branding Angkringan dengan Jargon Echo

31 Oktober 2023

Jadi Kuliner Khas Murah Meriah, Yogyakarta Branding Angkringan dengan Jargon Echo

Branding dilakukan untuk meningkatkan kualitas angkringan, dilakukan dengan beberapa indikator.

Baca Selengkapnya

8 Rekomendasi Wisata Pantai Gunung Kidul yang Bagus

2 Oktober 2023

8 Rekomendasi Wisata Pantai Gunung Kidul yang Bagus

Di antara berbagai Pantai Gunung Kidul, ada beberapa lokasi yang masih belum banyak diketahui oleh wisatawan. Berikut rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Tak Punya Destinasi Alam, Kota Yogyakarta Gelar Banyak Event Kreatif untuk Menarik Wisatawan

20 Agustus 2023

Tak Punya Destinasi Alam, Kota Yogyakarta Gelar Banyak Event Kreatif untuk Menarik Wisatawan

Sepanjang 2023, Kota Yogyakarta memilki 60 kegiatan wisata budaya yang tercatat dalam Calendar of Event.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Gelar Keroncong Plesiran di Destinasi Alternatif yang Kurang Populer

8 Agustus 2023

Yogyakarta Gelar Keroncong Plesiran di Destinasi Alternatif yang Kurang Populer

Di lokasi destinasi alternatif, Keroncong Plesiran berhasil memikat tidak hanya para penggemar musik keroncong, tetapi juga masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Kotabaru Heritage Festival di Yogyakarta, Bisa Lihat Banyak Pentas Hingga Nonton Film Sambil Naik Becak

26 Juni 2023

Kotabaru Heritage Festival di Yogyakarta, Bisa Lihat Banyak Pentas Hingga Nonton Film Sambil Naik Becak

Kotabaru Heritage Festival menjadi bagian membranding Kotabaru sebagai kawasan wisata baru di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Malioboro Diminta Foto dan Laporkan Pengamen yang Intimidatif

16 Juni 2023

Wisatawan Malioboro Diminta Foto dan Laporkan Pengamen yang Intimidatif

Beberapa waktu terakhir sempat muncul adanya keluhan pengamen di Malioboro yang operasinya masif, bahkan diduga mabuk.

Baca Selengkapnya

Status Pandemi Segera Jadi Endemi, Sultan HB X Ingatkan Konsekuensinya

15 Juni 2023

Status Pandemi Segera Jadi Endemi, Sultan HB X Ingatkan Konsekuensinya

Rencana pencabutan status pandemi itu menyusul pernyataan Jokowi pada Rabu, 14 Juni 2023 yang menyatakan bahwa saat ini Indonesia sudah masuk endemi.

Baca Selengkapnya