Jokowi Tak Minta Maaf, Korban Peristiwa 1965 Kecewa  

Reporter

Rabu, 23 September 2015 07:55 WIB

Tumiso bersama korban pelanggaran HAM tahun 1965/66 lainnya melakukan aksi di pelataran gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, (4/6). Mereka mendesak Komnas HAM untuk menyatakan peristiwa 1965/66 sebagai pelanggaran HAM berat, serta mengumumkan hasil penyelidikannya. ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Blitar - Korban peristiwa 1965 mengaku kecewa terhadap sikap Presiden Joko Widodo yang menolak meminta maaf atas timbulnya tragedi kemanusiaan tersebut. Kekecewaan ini disampaikan Patmiati, 84 tahun, salah satu korban kekerasan militer dalam penumpasan Partai Komunis Indonesia di Blitar selatan. Sebab, kata dia, dalam kampanyenya Jokowi berujar akan meminta maaf kepada para korban.

Tak hanya itu, Jokowi juga berjanji memberikan bantuan kepada para korban yang kini berusia lanjut dan tak bisa berbuat apa-apa. "Itu yang menjadi salah satu alasan kami mendukung dia, " kata Patmiati kepada Tempo di rumahnya, Kelurahan Pakisrejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Selasa, 22 September 2015.

Bahkan saking cintanya pada Jokowi, perempuan yang pernah mendekam di Rumah Tahanan Plantungan, Semarang, selama sembilan tahun setelah dipindahkan dari tahanan militer Malang selama 4,5 tahun ini mengaku all out mendukung Jokowi saat pemilihan presiden. Kecintaan Patmiati kepada bekas Wali Kota Solo itu juga dituangkan dalam lirik lagu tentang cinta tanah air yang dia buat khusus buat Jokowi.

Janda anggota TNI Angkatan Udara ini makin simpati terhadap Jokowi lantaran berjanji memperjuangkan nasib para korban 1965. Karena itu, di tengah keterbatasan fisiknya, Patmiati turun tangan memperjuangkan nasib para korban 65 di Blitar selatan. Bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Patmiati bergerilya melacak orang-orang yang senasib dengan dia untuk meminta pertanggungjawaban negara.

Menurut dia, para korban yang mayoritas sudah renta itu berharap memperoleh bantuan pengobatan fisik akibat sakit yang diderita karena penyiksaan militer. Patmiati sendiri yang mengaku pernah disetrum, dipukuli, diinjak-injak, dan diancam ditelanjangi saat interogasi di markas TNI Abdurrahman Saleh Malang bermaksud meminta bantuan pengobatan jantung melalui LPSK. "Sekarang mau membantu bagaimana wong meminta maaf saja tidak, " katanya.

Sikap senada disampaikan Sukiman, bekas anggota LEKRA di Kecamatan Wonotirto, Blitar selatan. Dia meminta semua pihak jernih memaknai istilah korban 65. Menurut dia paradigma korban bukan hanya dari pihak PKI, melainkan semua masyarakat yang hak asasinya dilanggar, termasuk Gerakan Pemuda Ansor dan militer. "Harusnya Presiden memperjuangkan kami, " katanya.

Sukiman yang kini menjadi petani mengaku tak memiliki harapan muluk kepada pemerintah. Dia hanya meminta perhatian kepada korban yang berusia lanjut untuk bisa menikmati sisa hidup dengan tenang.

Sebelumnya, saat menerima Pengurus Pusat Muhammadiyah di Istana Negara, Selasa siang, Jokowi mengutarakan tidak akan meminta maaf pada korban Gerakan 30 September 1965.

Menurut Sekretaris Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, Jokowi tidak memberikan penjelasan mengapa pemerintah tidak akan meminta maaf kepada korban peristiwa 65. "Beliau hanya bilang, kalau ‎meminta maaf artinya pemerintah akan berhadapan dengan organisasi massa seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, serta TNI," ujarnya.

HARI TRI WASONO


Video Terkait:


Berita terkait

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

11 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

11 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

13 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

17 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

18 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

20 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

21 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

21 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

22 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya