Belasan Pengalengan Tuna Indonesia Dapat Rapor Merah  

Reporter

Editor

Erwin prima

Selasa, 22 September 2015 04:39 WIB

Seorang buruh mengangkat ikan Tuna untuk dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bersehati, Manado, Sulawesi Utara, Minggu (3/11). ANTARA/Fiqman Sunandar

TEMPO.CO, Jakarta: Belasan perusahaan pengalengan tuna Indonesia mendapat rapor merah dari organisasi lingkungan global Greenpeace. Greenpeace dalam survei terbarunya, memberi ranking pada 22 perusahaan industri pengalengan tuna di Indonesia dan Filipina.

Dari 22 perusahaan, tidak ada satu pun yang meraih rapor hijau (baik), hanya satu perusahaan mendapat rapor kuning (cukup), dan selebihnya mendapat rapor merah (kurang). Penilaian ini berdasarkan dari tiga kriteria kunci, yaitu keterlacakan, keberlanjutan, dan kesetaraan.

Kriteria keterlacakan berdasarkan kemampuan perusahaan dan konsumen menelusuri dari mana asal ikan tuna yang digunakan. “Kami ingin semua tangkapan ikan dari kapal perlu jelas asal usulnya dari mana, dan ada pemisahan berdasarkan metode tangkapnya, dan tiap ikan diberi label dengan benar,” kata Juru Kampanye Laut Greenpeace Indonesia Arifsyah Nasution dalam konferensi pers di Hotel Akmani, Senin, 21 September 2015.

Perusahaan juga dituntut memiliki komitmen dalam menjual tuna yang berkelanjutan. Aspek penting yang menjadi penilaian di kriteria keberlanjutan ini meliputi status ikan tuna yang digunakan harus berasal dari stok yang tidak mengganggu proses tuna untuk berkembang biak, serta cara penangkapan yang digunakan.

“Kita sering menggunakan rumpon, sehingga banyak jenis yang bukan target penangkapan ikut terjaring, contohnya hiu,” ujar Arifsyah. Greenpeace juga menjadikan kesetaraan sebagai kriteria kunci dalam penilaian industri pengalengan tuna.

Terkait maraknya praktek perbudakan maka Greenpeace mendesak perusahaan memastikan kesejahteraan bagi para pekerjanya.

Dalam metodenya Greenpeace melakukan survei kepada 22 perusahaan di Indonesia dan Filipina. Namun, hanya tujuh perusahaan yang berpartisipasi. Dari tujuh perusahaan,hanya satu perusahaan yang mendapat rapor kuning (cukup), selebihnya rapor merah (kurang). 15 perusahaan yang tidak berpartisipasi dilakukan riset online eksternal dan semuanya bernilai kurang (rapor merah).

Berikut hasil survei industri pengalengan tuna di Indonesia dan Filipina tahun 2015.

Ranking - Perusahaan Pengalengan - Negara - Kategori

1. Century Canning Corp. Filipina. Cukup
2. PT. Delta Pasific Indotuna. Indonesia. Kurang
3. PT. Samudera Mandiri Sentosa. Indonesia. Kurang
4. Philbest Canning Corp. Filipina. Kurang
5. Ocean Canning Corp. Filipina. Kurang
6. PT. Sinar Pure Foods International. Indonesia. Kurang
7. Celebes Canning Corp. Filipina. Kurang
8. CV. Pasific Harvest Corp. Indonesia. Kurang
9. PT. Bali Maya Permai Food Canning Industry. Indonesia. Kurang
10. Alliance Select Foods International . Filipina & Indonesia. Kurang
11. PT. Avila Prima Intra Makmur. Indonesia. Kurang
12. - CDO Foodsphere. Filipina. Kurang
- Permex Producers and Exporters Corp. . Filipina. Kurang
- Seatrade Canning Corp . Filipina. Kurang
- PT. RD. Pacific International. Indonesia. Kurang
- PT. Aneka Tuna Indonesia. Indonesia. Kurang
- PT. Banyuwangi Cannery Indonesia. Indonesia. Kurang
- PT. Juifa International Foods. Indonesia. Kurang
- PT. Carvinna Trijaya Makmur. Indonesia. Kurang
13. PT. Deho Canning Co. Indonesia. Kurang
- PT. Maya Muncar. Indonesia. Kurang
14. Bigfish Foods Corporation. Filipina. Kurang

FAIZ

Berita terkait

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

20 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

1 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

2 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

5 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

7 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

7 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

8 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

8 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

11 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

11 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya