Ribuan Orang Beramai-ramai Bersihkan Bengawan Solo

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 22 September 2015 00:14 WIB

Sejumlah anak di Grogol, Sukoharjo, Solo bermain perahu saat kampungnya terkena luapan dari sungai Bengawan Solo, 20 Februari 2015. Luapan terjadi setelah hujan deras turun sejak Kamis siang. Tempo/AHMAD RAFIQ

TEMPO.CO, Klaten - Sebanyak 6.000 orang akan dilibatkan untuk membersihkan Bengawan Solo, Jawa Tengah, pada 11 Oktober 2015. “Kegiatan bersih-bersih Bengawan Solo ini termasuk dalam rangkaian kegiatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Pramana di Hotel Grand Tjokro Kabupaten Klaten pada Senin, 21 September 2015.

Dia menjelaskan, kegiatan yang diberi nama Resik-Resik Bengawan Solo akan difokuskan di enam titik anak sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Enam titik itu tersebar di wilayah Kota Surakarta, yaitu pintu air Demangan di Kecamatan Pasar Kliwon, Taman Satwa Taru Jurug, Jembatan Pasar Gede, Jembatan Arifin dan Kandangsapi di Kecamatan Jebres, Sungai Jenes di Kecamatan Laweyan.

Menurut Sarwa, keenam titik itu dideteksi sebagai penyebab sebagian wilayah di Kota Surakarta menjadi daerah langganan banjir tiap kali Sungai Bengawan Solo meluap. Sebab, enam titik anak sungai di tengah kota itu mengalami penyempitan dan pendangkalan akibat warga membuang sampah ke sungai itu.

“Kegiatan ini bukan sekadar seremonial belaka,” kata Sarwa. Setelah enam titik anak sungai itu dibersihkan, BPBD akan memantau daerah-daerah rawan banjir di Kota Surakarta saat tiba musim hujan. “Tentu akan kami evaluasi kalau ternyata masih banjir,” kata Sarwa.

Selain melibatkan anggota BPBD, relawan, TNI, dan warga sekitar, bersih-bersih anak Sungai Bengawan Solo ini juga akan mengerahkan sejumlah alat berat dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.

Kepala Sub Direktorat Peran Masyarakat Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pangarso Suryotomo, mengatakan peringatan hari Pengurangan Risiko Bencana Internasional ditetapkan UNISDR PBB tiap 13 Oktober. Di Indonesia, Peringatan Pengurangan Risiko Bencana telah menjadi agenda nasional yang dilaksanakan sejak 2011. “Tahun ini, Peringatan Risiko Bencana akan dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di The Sunan Hotel, Kota Surakarta, pada 16 Oktober,” kata Pangarso.

Dalam peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana juga akan diselenggarakan pagelaran wayang kulit di Beteng Vastenberg pada 16 Oktober sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat lewat pendekatan budaya.

Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana rencananya akan ditutup Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 18 Oktober. Selama tiga hari, dalam kegiatan itu juga akan dilangsungkan pertemuan tentang pengurangan risiko bencana yang diharapkan dapat diformulasikan dalam “Deklarasi Solo”.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

11 hari lalu

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

41 hari lalu

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

Ruas Tol Sedyatmo KM 27 terpantau hingga Jumat 22 Maret 2024 pukul 18.00 WIB masih terendam air luapan Kali Kamal.

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

44 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

23 Januari 2024

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

Jika terjadi banjir lahar hujan, katanya, tumpukan material vulkanik Gunung Marapi tersebut dapat menjangkau hingga area tujuh kilometer.

Baca Selengkapnya

BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

1 Januari 2024

BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

BRI berupaya mendorong perbaikan dan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama yang tingkat pencemaran airnya sangat tinggi terutama akibat sampah yang menumpuk.

Baca Selengkapnya

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

31 Desember 2023

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

Jamban itu digunakan oleh lima orang. Mereka berdomisili di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

18 Desember 2023

Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

Erupsi Gunung Marapi membuat sejumlah sungai terpapar abu vulkanik, guguran lava, awan panas, dan banjir bandang. Ini kondisi terkini.

Baca Selengkapnya

BRIN Melakukan Penelitian Jalur Migrasi Ikan, Ada Tangga Iwak di Bendungan

8 Desember 2023

BRIN Melakukan Penelitian Jalur Migrasi Ikan, Ada Tangga Iwak di Bendungan

BRIN melakukan penelitian jalur migrasi ikan atau fishway untuk pengelolaan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Busa Limbah Penuhi Kali Baru Depok, Ini Dugaan Sementara Penyebabnya

28 November 2023

Busa Limbah Penuhi Kali Baru Depok, Ini Dugaan Sementara Penyebabnya

Pemkot Depok sedang menelusuri munculnya busa yang menutupi areal Curug Kali Baru, Cimanggis

Baca Selengkapnya

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

11 November 2023

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

Disebut Kali Biru karena sungai di tanah Raja Ampat ini memiliki air jernih yang memancarkan warna biru dari dasarnya.

Baca Selengkapnya