TEMPO Interaktif, Makassar: Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia akan dipimpin secara kolektif oleh presidium, dan tidak lagi oleh seorang ketua umum. Keputusan itu diambil dalam sidang komisi yang membahas masalah organisasi di Naraja Ballroom Hotel Sahid Jaya, Makassar, Selasa (6/12).Putusan itu diambil melalui pemungutan suara, dengan kepemimpinan presidium didukung 82 suara. Opsi lainnya adalah ICMI tetap dipimpin seorang ketua umum yang mendapatkan 77 suara, dan dua abstain.Mantan Ketua Umum ICMI Adi Sasono termasuk yang menolak ICMI dipimpin oleh presidium. Ia beralasan, kepemimpinan kolektif itu tidak praktis. "Saya termasuk generasi lama di ICMI yang tidak setuju. Saya cukup punya rasio dan realitas tinggi untuk tetap berpegang pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga," ujarnya.Rektor Universitas Negeri Jakarta Azyumardy Azra menyatakan setuju dengan kepemimpinan presidium di ICMI. Menurutnya, model ini dapat mengakomodasi berbagai kepentingan dan keanekaragaman di ICMI."Jika hanya dipimpin oleh satu orang," kata Azyumardi, "ICMI akan digiring ke arah politik."Hal senada diungkap oleh Wardiman Jayanegoro, yang menganggap ICMI akan berkembang jika dipimpin oleh presidium. Menurutnya, keuntungan presidium lebih besar daripada ketua umum. Apalagi, ia menambahkan, ICMI sudah naik daun dengan diberikan tugas dan kepercayaan oleh Presiden Yudhoyono. Sejak didirikan pada 1990, ICMI dipimpin oleh B.J. Habibie, Adi Sasono, dan Muslimin Nasution. Periode kepemimpinan organisasi ini adalah lima tahun. Irmawati