TEMPO Interaktif, Makassar:Presiden Republik Indonesia ke-3, B.J Habibie, mengusulkan agar ke depan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dipimpin secara kolektif oleh presidium. Sebab, pemimpin yang dipilih untuk masa lima tahun dan harus menghadapi masalah-masalah besar, termasuk delapan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada ICMI. "Dengarkan tadi malam yang dikatakan Presiden itu depalan PR yang diberikan kepada anda. Berat bung," kata Habibie saat menjadi pembicara dalam Muktamar ICMI, di Hotel Sahid Jaya, Makassar, Senin (5/12). Habibie mengusulkan presidium tersebut terdiri dari tujuh orang anggota, yakni dua orang anggota exofficio dan limanya dipilih oleh Muktamar. Jika ICMI hanya dipimpin oleh seorang ketua, kata Habibie, berarti hanya ada satu network. Sedangkan jika dipimpin oleh tujuh orang, berarti ada tujuh network. Namun ia menegaskan jika peserta muktamar sepakat hanya memilih satu orang untuk memimpin ICMI, dirinya tetap setuju asalkan dipilih secara demokratis. "Kalau anda berpendapat bisa dipimpin oleh satu orang yang super power, monggo, silahkan, tetapi yang memiliki network yang meyakinkan. Saya adalah manusia terakhir yang menghalanginya," katanya.Marwah Daud Ibrahim, yang disebut-sebut sebagai kandidat Ketua Umum ICMI, mengatakan pada dasarnya setuju denan usul Habibie. "Saya respek dengan Habibie, saya setuju sepanjang itu yang terbaik," ujarnya. Irmawati