Kebakaran Hutan Kian Meluas, Indonesia Tolak Bantuan Asing  

Reporter

Kamis, 17 September 2015 19:35 WIB

Kawasan distrik bisnis Singapura tampak diselimuti kabut asap terlihat dari tempat duduk penonton balap F1 GP Singapura di Singapura, 14 September 2015. ROSLAN RAHMAN/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Williem Rampangilei menyebutkan tidak ada kemajuan yang signifikan dalam pemadaman kebakaran hutan, pemerintah Indonesia menegaskan belum akan menerima bantuan tenaga dari negara luar, terutama sejumlah negara ASEAN.

Kementerian Luar Negeri, melalui juru bicara Arrmanatha Nasir, menyatakan bahwa Indonesia masih bisa mengerahkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah kebakaran hutan saat ini. “Mereka memang menawarkan bantuan dengan sistem yang mereka punya, tapi Indonesia masih bisa,” kata Arrmanatha dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 17 September 2015.

Arrmanatha mengingatkan, dengan adanya ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution, persoalan kebakaran ini menjadi perhatian negara-negara di kawasan regional. Sesuai perjanjian ini, kata dia, pemerintah Indonesia menyampaikan kembali komitmen kepada negara tetangga tentang perkembangan penanganan masalah hutan tersebut.

“Sebagai contoh, saat ini telah dikerahkan sebanyak 17 helikopter, 4 foxwing tractor, dan 4 pesawat water modification untuk membantu pemadaman titik api,” ujarnya.

Berdasarkan kesepakatan ini pula, negara-negara tetangga tersebut telah menawarkan bantuan sistem mereka dalam upaya pemadaman api. “Meski demikian, sampai saat ini Indonesia masih bisa mengerahkan semua kemampuannya untuk menyelesaikan dan memadamkan api tersebut,” tutur Arrmanatha.

Selain itu, menurut dia, penanganan persoalan asap ini tidak terlepas dari upaya penegakan hukum. “Dilakukan pencabutan izin oleh kementerian terkait terhadap perusahaan yang melakukan pembakaran hutan,” ucapnya.

Sejauh ini, menurut Arrmanatha, sesuai instruksi Presiden, semua upaya dilakukan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, untuk memadamkan titik api yang terdapat di lima provinsi.

BNPB mencatat luas kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan terus bertambah. Senin lalu, jumlah titik api di Sumatera mencapai 1.143, meningkat dari 944 titik api pada hari sebelumnya. Sedangkan di Kalimantan, titik api terpantau sebanyak 266.

Williem mengatakan banyak titik api yang tidak bisa dipadamkan dari jalur darat, melainkan harus melalui udara. Menurut Williem, saat ini hujan diperlukan untuk benar-benar memadamkan api, baik itu hujan alami maupun buatan. Padahal, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, hujan baru akan turun pada Oktober nanti.

ARKHELAUS WISNU






Advertising
Advertising

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya