TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara Kota Batam, Kepulauan Riau, pada Rabu, 16 September 2015, membaik, seiring turunnya hujan sejak pagi hingga sore hari, berdasarkan pantauan stasiun Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Simpang Jam.
"Hasil ISPU sore ini pukul 16.00 WIB adalah 79," kata Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Daerah (Bapeldada) Kota Batam Dendi Purnomo.
Menurut Dendi, air hujan memang relatif mampu menurunkan ISPU dan diharapkan kualitas udara akan terus membaik setiap harinya.
Sejak pagi, Bapedalda memantau kadar ISPU tidak mencapai 80, turun drastis dibandingkan hari-hari sebelumnya yang pernah mencapai 200.
Dendi menjelaskan, kadar ISPU 0-50 berarti baik, 51-100 berarti sedang, 101-199 berarti tidak sehat, 200-299 berarti sangat tidak sehat, dan di atas 300 artinya berbahaya. Meski membaik, tapi kualitas udara di Batam belum kembali normal.
Warga Batam, Ryan, mengatakan biasanya langit Batam berwarna biru, tapi hingga kini masih didominasi putih asap.
"Walau sudah berkurang, tapi asap masih tebal," kata dia.
Sementara itu, Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengimbau seluruh warganya menggunakan masker selama berada di luar ruangan demi menghindari kabut asap kebakaran hutan.
"Kami imbau masyarakat memakai masker terutama bila berada di luar ruangan," kata Wali Kota.
Rabu siang, alat pemantau kualitas udara di Simpang Jam menunjukkan ISPU mencapai 73. Angka itu cenderung menurun dibanding dua hari belakangan.
Wali Kota menyatakan ISPU 73 menandakan kualitas udara sedang, tidak berbahaya, sehingga pemerintah hanya menyarankan menggunakan masker.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Chandra Rizal memperkirakan seratus orang warga kota menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat terpapar kabut asap kebakaran hutan selama sepekan terakhir.
Ia memastikan pasokan obat ISPA cukup hingga musibah kabut asap berlalu nantinya.
ANTARA
Berita terkait
Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia
7 November 2023
Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.
Baca SelengkapnyaPalangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?
9 Oktober 2023
Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda
7 Oktober 2023
Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia
7 Oktober 2023
Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.
Baca SelengkapnyaAsap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini
2 Oktober 2023
Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaDikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah
28 September 2023
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.
Baca SelengkapnyaKarhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman
29 Agustus 2023
Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya
20 Agustus 2023
Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).
Baca SelengkapnyaRibuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada
8 Juni 2023
Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.
Baca SelengkapnyaJaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California
26 September 2021
Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California
Baca Selengkapnya