Sungai Mahakam Bercampur Air Laut, PDAM Hentikan Produksi  

Reporter

Senin, 14 September 2015 21:19 WIB

ANTARA/Lucky.R

TEMPO.CO, Samarinda - Sungai Mahakam saat ini bercampur dengan air laut akibat kemarau yang melanda Kota Samarinda dan sekitarnya. Dampaknya, Perusahaan Air Minum (PDAM) setempat harus menghentikan produksi air bersih karena air baku Sungai Mahakam yang sudah bercampur air asin tak bisa diolah.

Direktur PDAM Kota Samarinda Alimudin mengatakan, pihaknya terpaksa menghentikan produksi air di enam Instalasi Pengolahan Air (IPA) dari 13 IPA yang dimiliki PDAM. Umumnya, kata dia, IPA yang dihentikan beroperasi di muara Sungai Mahakam.

"Sempat empat hari kami hentikan operasinya, tapi mulai hari ini sudah beroperasi lagi," kata Alimudin, Senin, 14 September 2015.

IPA Palaran merupakan kali pertama yang dihentikan produksinya. IPA ini letaknya paling dekat dengan laut dari Kota Samarinda. Di wilayah kota, menurut Alimudin, juga sempat dihentikan distribusi air bersih.

Menurut Alimudin, intrusi air laut sesuai siklus alam terjadi dua kali dalam sebulan. Intrusi sangat dipengaruhi pasang-surut air laut. Namun demikian, saat ini Kota Samarinda yang masih memasuki musim kemarau masuknya air laut semakin parah.

Menurut dia, dorongan air sungai di bagian hulu Sungai Mahakam yang bisa menetralisasi Sungai Mahakam. "Puncak pasang air laut sudah selesai, sekarang sudah normal lagi. Semua IPA sudah kami operasikan, di kota sejak tadi malam sudah normal," kata dia.

Kondisi di kota tidak demikian yang dialami warga di Kecamatan Sambutan, Samarinda. Distribusi air ke pelanggan sudah tak lagi terjadi sejak dua pekan terakhir. Warga mulai kesulitan air bersih karena stok air bersih sudah habis.

Kondisi ini dimanfaatkan para penjual air bersih. Mereka menjual dengan menggunakan mobil pikap dengan takaran 1.200 liter. Harga yang sebelumnya Rp 70 ribu kini harganya berlipat-lipat.

"Sekarang Rp 200 ribu per 1.200 liter, katanya sih susah cari airnya terus yang minta banyak," kata salah seorang warga Kelurahan Sambutan.

Di kawasan permukiman ini ada sebuah penampungan air bersih milik PDAM yang khusus mendistribusikan ke rumah-rumah warga di Sambutan dan sekitarnya. Namun sejak sepekan terakhir, penampungan ini tak lagi menerima kiriman air dari IPA Selili.

FIRMAN HIDAYAT

Berita terkait

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

3 hari lalu

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

40 hari lalu

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

Tim mahasiswa UI mendapat pendanaan untuk proyek solusi air bersih di Cipayung. Disesuaikan dengan target pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

Baca Selengkapnya

BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

44 hari lalu

BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

BRIN mendorong penguatan riset dan inovasi terkait solusi krisis air. Berbagai teknologi pengelolaan air dikembangkan.

Baca Selengkapnya

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

28 Februari 2024

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

Krisis air diproyeksikan akan meningkat karena pertumbuhan populasi dan kebutuhan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Dalam 5 Tahun Terakhir, Kekeringan di Tangsel Meningkat

16 November 2023

Dalam 5 Tahun Terakhir, Kekeringan di Tangsel Meningkat

Untuk membantu warga yang mengalami krisis air bersih, BPBD Tangsel terus mendistribusikan air bersih.

Baca Selengkapnya

Jumlah Titik Panas di Kaltim Tambah saat Wilayah Lain Mulai Hujan

31 Oktober 2023

Jumlah Titik Panas di Kaltim Tambah saat Wilayah Lain Mulai Hujan

BMKG Stasiun Balikpapan mendeteksi sebanyak 462 titik panas tersebar di Provinsi Kalimantan Timur, sehingga semua pihak diminta waspada.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu Rusak Pipa Air, 1.200 Warga Boyolali Alami Krisis Air

29 Oktober 2023

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu Rusak Pipa Air, 1.200 Warga Boyolali Alami Krisis Air

Kebakaran hutan Gunung Merbabu, Jawa Tengah yang telah merambah wilayah Kabupaten Boyolali menyebabkan pipa saluran air bersih

Baca Selengkapnya

Antisipasi Perubahan Iklim dengan Perubahan Gaya Hidup

16 Oktober 2023

Antisipasi Perubahan Iklim dengan Perubahan Gaya Hidup

Kepala BMKG mengatakan perubahan gaya hidup menjadi kunci mengantisipasi krisis air dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

BMKG Meminta Kesetaraan dan Keadilan Akses Air Bersih di World Water Forum

13 Oktober 2023

BMKG Meminta Kesetaraan dan Keadilan Akses Air Bersih di World Water Forum

Salah satu penyebab utama krisis air bersih adalah terus meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berdampak pada peningkatan laju kenaikan suhu udara.

Baca Selengkapnya

Ancaman Krisis Air Bersih di Jakarta, Anggota DPRD: Terlalu Banyak Penduduk

9 Oktober 2023

Ancaman Krisis Air Bersih di Jakarta, Anggota DPRD: Terlalu Banyak Penduduk

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta minta pemerintah DKI Jakarta kendalikan jumlah penduduk yang dianggap jadi penyebab munculnya krisis air bersih.

Baca Selengkapnya