Hindari Tsunami, Landasan Bandara Ini Harus Ditinggikan

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 14 September 2015 17:48 WIB

Ilustrasi perluasan bandara. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Yogyakarta - Untuk menghindari resiko diterjang tsunami, landasan bandara yang akan dibangun di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, disarankan untuk ditinggikan 10-20 meter. “Risiko itu bisa diperkecil dengan melakukan rekayasa desain bangunan bandara,” ujar Deputi Bidang Geofisika Masturyono, Senin 14 September 2015.

Menurut dia, BMKG telah mengingatkan kawasan sepanjang pantai selatan Pulau Jawa rawan gempa dan tsunami. Termasuk Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo yang ditetapkan Pemerintah DIY sebagai lokasi bandara pengganti Bandara Adisutjipto.

Masturyono mengatakan, informasi yang merupakan hasil kajian tersebut telah disampaikan kepada tim pembangunan bandara Kulon Progo saat masih proses feasibility studies atau studi kelayakan. Dia mencontohkan Bandara Ngurah Rai di Bali yang juga di tepi laut selatan.
“Jadi ini hanya persoalan teknis. Ada solusinya,” kata Masturyono.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Heri Siswanto menjelaskan ada tiga kabupaten di DIY yang potensial dilanda tsunami karena berada di pantai selatan Jawa. Ketiganya meliputi Gunung Kidul dengan 18 desa dan 6 kecamatan, Bantul dengan 5 desa dan 3 kecamatan, serta Kulon Progo di 10 desa dan 3 kecamatan. “Untuk Kulon Progo termasuk Temon,” kata Heri.

Berdasarkan pendataan 2012, prediksi jumlah korban akibat tsunami di kawasan selatan di wilayah DIY itu mencapai 100 ribu orang, dengan gempa bumi di atas 8 Skala Richter dan ketinggian gelombang tsunami hingga 11 meter. “Gelombang sampai ke darat sekitar 29 menit dengan jarak 2-3 kilometer dari bibir pantai. Tergantung topografinya,” kata Heri.

Potensi tsunami di kawasan selatan Jawa itu, menurut Masturyono, karena pergerakan lempeng Hindia Australia yang menyusup ke lempeng Eurasia yang kemudian membentuk Pulau Jawa itu masih berlangsung terus-menerus. Lapisan lempeng bersifat elastis sehingga seperti karet yang tak mudah putus. Tapi ketika akumulasi energi yang selalu bertumpuk itu tak memungkinkan ditahan lagi, maka terjadilah gempa yang berpotensi tsunami.

Yang membedakan potensi gempa dan tsunami dengan kawasan barat Sumatera adalah di selatan Jawa hanya butuh kekuatan gempa tak lebih dari 8 SR untuk menghasilkan gelombang tsunami. Sedang di barat Sumatera perlu gempa berkekuatan lebih dari 8 SR untuk terjadi tsunami. “Batasnya itu, sebelah timur adalah Banyuwangi dari kasus tsunami 1994 dan barat itu Pangandaran dari kasus 2006,” kata Masturyono.

Proyek pembangunan bandara di Kulon Progo itu hingga kini masih menghadapi perlawanan dari penduduk setempat. Bahkan Pengadilan Tata Usaha Negera (PTUN) Yogyakarta membatalkan izin penggunaan lahan yang dikeluarkan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, karena dinilai hakim bertentangan dengan rencana tata ruang DIY.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

57 menit lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

3 jam lalu

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

BMKG meminta masyarakat Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung dan Garut dan mewaspadai potensi bencana susul usai gempa bumi magnitudo 6.2.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2.5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

3 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2.5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 28 - 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

7 jam lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

14 jam lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: UTBK dan Tips Lolos Seleksi Mandiri, Gempa dan BMKG

14 jam lalu

Top 3 Tekno: UTBK dan Tips Lolos Seleksi Mandiri, Gempa dan BMKG

Sejak 2023 seleksi masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia jalur atau seleksi mandiri dipermudah dengan menggunakan nilai UTBK saja.

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

16 jam lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

BPBD: Gempa M6,2 dari Laut Selatan Jawa Barat Berdampak Kerusakan dan Korban Luka

16 jam lalu

BPBD: Gempa M6,2 dari Laut Selatan Jawa Barat Berdampak Kerusakan dan Korban Luka

Gempa bermagnitudo 6,2 di Laut Selatan Jawa Barat tidak hanya terasa kencang dan lama getarannya.

Baca Selengkapnya

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

21 jam lalu

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikagetkan dengan gempa bumi yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024, sekitar pukul 23.30 WIB.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

23 jam lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya