Ribuan Warga Riau Terkena Penyakit Akibat Asap Kebakaran

Reporter

Editor

Febriyan

Sabtu, 5 September 2015 18:02 WIB

Perahu melintas di Sungai Siak yang diselimuti kabut asap di Pekanbaru, Riau, 1 September 2015. Pemerintah daerah setempat menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker pelindung pernapasan bila beraktivitas di luar ruangan. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Riau sejak Juni 2015 hingga saat ini membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat.


Dinas Kesehatan Riau menyebutkan hingga kini sebanyak 9.386 orang terjangkit penyakit akibat paparan asap. "Pasien berasal dari seluruh daerah di Riau," kata Kepala Dinas Kesehatan Riau, Andra Sjfril, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 5 September 2015.

Menurut Andra, pasien mengidap penyakit berbeda akibat asap yakni penderita saluran pernafasan atas (ISPA) sebanyak 7.312 orang, asma 296 orang, pneumonia 290 orang, iritasi mata 485 orang dan iritasi kulit 903 orang.

Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara yang dikeluarkan Badan Lingkungan Hidup Riau, kualitas udara berada dalam kategori tidak sehat hingga berbahaya terjadi di setiap daerah.


Menurut Andra, dengan kondisi cuaca buruk akibat asap ini sebaiknya masyarakat Riau mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama bagi anak di bawah umur dan berusia lanjut.

Dinas Kesehatan Riau telah memerintahkan seluruh Puskesmas mendirikan posko di setiap daerah serta memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat rawat inap dan gawat darurat. "Kami sudah salurkan 100 ribu masker ke seluruh wilayah," ujarnya.

Kabut asap tidak hanya mendatangkan penyakit bagi warga Riau, tetapi juga melumpuhkan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Kemarin, 52 penerbangan terpaksa dibatalkan akibat jarak pandang hanya 500 meter.

Sedangkan untuk hari ini, Sabtu, 5 September 2015, delapan pesawat terpaksa menunda keberangkatan hingga siang. Sejumlah pesawat dapat terbang saat cuaca mulai membaik pada pukul 12.00. "Pesawat akan terbang jika jarak pandang berada di atas 1.000 meter," kata Manajer Bandara SSK II, Ibnu Hasan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan satelit Tera dan Aqua memantau 390 titik panas di Sumatera. Empat belas titik di antaranya terdapat di Riau. "Titik panas terpantau pukul 07.00 pagi," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin,

Sumatera Selatan masih menjadi penyumbang titik panas terbanyak mencapai 224 titik, disusul Jambi 92 titik, Lampung 25 titik, Bangka Belitung 13 titik, Sumatera Utara sembilan titik, Sumatera Barat lima titik, Bengkulu lima titik, dan Kepulauan Riau tiga titik. Sedangkan Riau 14 titik.

Kabut asap masih mengganggu jarak pandang di beberapa wilayah, seperti Pekanbaru dengan jarak pandang yang menurun hingga 400 meter, Rengat 200 meter, Pelalawan 300 meter dan Dumai 1 kilometer.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil, Tambah Curah Hujan

21 Agustus 2023

Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil, Tambah Curah Hujan

KLHK melaporkan kegiatan teknologi modifikasi cuaca untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan telah membuahkan hasil pada area penyemaian awan d

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Prioritas Membangun Kota Bertuah

15 Agustus 2023

Prioritas Membangun Kota Bertuah

Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun, memprioritaskan pembangunan yang dibutuhkan warga. Menyiapkan generasi untuk Indonesia Emas 2045.

Baca Selengkapnya