Kebakaran 6 Hari, 140 Hektare Hutan Gunung Lawu Rusak

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 28 Agustus 2015 11:23 WIB

Kebakaran di Gunung Lawu dilihat dari kawasan Perkebunan Teh Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, 25 Agustus 2015. ANTARA/Maulana Surya

TEMPO.CO, Magetan - Tak kurang dari 140 hektare lahan dan hutan di Gunung Lawu wilayah kerja Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Lawu Dan Sekitarnya (DS) terbakar selama enam hari, sejak Ahad malam hingga Jumat pagi, 28 Agustus 2015.

Kebakaran itu diduga kuat akibat ulah para pencari madu yang menggunakan api untuk mengusir lebah. Prediksi lainnya karena ulah pendaki gunung yang meninggalkan api unggun sebelum bara benar-benar padam.

"Kami masih menyelidikinya," kata juru bicara Perum Perhutani Lawu DS, Eko Santoso.

Menurut dia, upaya mencari tahu penyebab kebakaran bukan menjadi prioritas yang dilakukan saat ini. Personel dari Perhutani, Polri, TNI, masyarakat, relawan, Pemerintah Kabupaten Magetan dan Pemerintah Kabupaten Ngawi masih fokus memadamkan api dan mengantisipasi kebakaran kembali terjadi.

Hingga menjelang siang, ia melanjutkan, api masih berkobar di lahan seluas satu hektare, tepatnya di petak 73 Bagian Kesatuan Pemangku Hutan Lawu Selatan yang masuk wilayah Magetan. Sebanyak 300 orang dari berbagai pihak dikerahkan memadamkan api dengan cara tradisional, yakni memukul-mukulkan batang tanaman ke titik api agar tidak merambat.

Eko mengatakan petugas juga membuat ilaran atau parit dengan lebar empat meter untuk mengantisipasi api menjalar ke tegakan kayu pinus yang merupakan produksi Perhutani di lereng Gunung Lawu. "Ilaran dibuat di wilayah BKPH Lawu Selatan dan BKPH Lawu Utara (masuk wilayah Ngawi)," ucap dia kepada Tempo.

Disinggung tentang kerugian akibat kebakaran hutan, ia mengaku belum bisa melakukan penghitungan. Selain masih fokus memadamkan api dan mengantisipasi kebakaran susulan juga karena belum adanya laporan tanaman produksi yang ikut terbakar. "Untuk sementara baru alang-alang dan tanaman perdu yang terbakar," ucap Eko.

Sementara itu, kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu mengakibatkan jalur pendakian ditutup untuk sementara waktu. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Magetan Agung Lewis mengatakan penutupan jalur pendakian itu untuk menghindari para pendaki menjadi korban. "Karena potensi kebakaran hutan masih cukup tinggi saat angin kencang seperti sekarang," ujar Agung.

NOFIKA DIAN NUGROHO

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

14 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

39 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

42 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

43 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

44 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

44 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

48 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

55 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya