Ini Sebab Kebakaran di Gunung Lawu dan Slamet Belum Padam  

Reporter

Rabu, 26 Agustus 2015 17:21 WIB

Kebakaran di Gunung Lawu dilihat dari kawasan Perkebunan Teh Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, 25 Agustus 2015. ANTARA/Maulana Surya

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan di Gunung Slamet dan Gunung Lawu masih belum berhasil dipadamkan hingga Rabu sore, 26 Agustus 2015, lantaran tim gabungan mengalami kesulitan. Untuk menjangkau lokasi kebakaran di Gunung Slamet, tim harus berjalan kaki selama tujuh-delapan jam.

Kendala utama adalah medan berat, angin kencang, cuaca kering, tidak ada air, dan sebagian api sudah membakar perakaran. Kebakaran yang melanda Gunung Slamet terjadi pada Senin, 24 Agustus 2015, di ketinggian 2.400-2.700 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Kebakaran hutan seluas 50 hektare di petak 58 lereng Gunung Slamet terus bergerak ke arah tenggara. Sebanyak lima titik api sudah berhasil dipadamkan, sementara 20 titik api masih terbakar. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian RI, Dinas Kehutanan, relawan, dan masyarakat masih berusaha memadamkan api.

“Lokasi yang terbakar sulit dijangkau,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Kamis, 26 Agustus 2015. Upaya pemadaman dilakukan secara manual dengan ranting, menutup api dengan tanah, dan membuat sekat agar api tidak menyebar.

Sedangkan kebakaran di Gunung Lawu yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur terjadi pada Minggu, 23 Agustus 2015. Kebakaran pertama kali terjadi di sisi gunung yang berada di Desa/Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, kemudian merembet ke Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. “Awalnya, ada enam titik api yang membakar semak belukar dan hutan di petak 63F dan 63G. Kemudian menyebar ke petak 63H dan 63U,” ujar Sutopo.

Sebanyak 250 personel dari BPBD Karanganyar, Polri, TNI, Perhutani, relawan, dan masyarakat dikerahkan. Untuk menjangkau lokasi, diperlukan tiga-empat jam jalan kaki. Api belum bisa dipadamkan karena medan berat, angin kencang, dan tidak ada air. Konsentrasi pemadaman di KPH Lawu Utara di atas Candi Cetho, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Api kembali mengarah ke wilayah Jawa Timur.

Pemadaman juga dilakukan dari sisi timur oleh BPBD Magetan, TNI, Polhut, relawan dan masyarakat. Hutan pinus di petak 39 dan petak 40 terbakar. Api belum bisa dipadamkan dan meluas sampai petak 73 karena lokasinya di tebing-tebing curam.

SUPRIYANTHO KHAFID

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

13 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

38 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

42 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

43 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

43 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

44 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

48 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

55 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya