Kisah Pengemis Pasuruan yang Tahun Ini Naik Haji  

Reporter

Rabu, 26 Agustus 2015 13:35 WIB

Petugas Satuan Polisi Pamong Praja memberikan pengarahan terhadap sejumlah gelandangan dan pengemis (Gepeng) dikawasan Terminal Senen, Jakarta, Rabu (14/7). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Pasuruan - Ansori, 77 tahun, seorang pengemis yang tahun ini naik haji, warga Dusun Lojok RT 2 RW 5, Kelurahan Kepel, Kecamatan Bugulkidul, Kota Pasuruan, Jawa Timur, ternyata sejak kecil hidup menggelandang. Ia mulai mengemis pada 1980.

"Sejak kecil saya sudah hidup sebatang kara. Bapak saya hilang entah ke mana pada waktu pendudukan Jepang, sementara ibu meninggal. Dan saya hidup sebatang kara lagi setelah ditinggal istri," kata Ansori saat ditemui Tempo di rumahnya, Rabu, 26 Agustus 2015.

Setelah kedua orang tuanya tiada, Ansori kecil hidup menggelandang. Ia sempat dua tahun hidup di sawah dengan makan buah seadanya. Sebelum memutuskan menggelandang, saat lapar, ia terpaksa makan pecahan batu bata karena tidak ada orang yang memberi nasi.

“Biasanya saya makan pecahan batu bata di depan pintu rumah. Kalau enggak gitu, saya mengumpulkan rumput, kemudian rumput itu saya tawarkan ke orang untuk dibeli. Hasil dari menjual rumput kemudian saya buat makan,” ujarnya mengenang.

Saat menggelandang di sawah, Ansori pernah mengalami sakit parah sehingga tidak bisa berjalan. Pernah dia dikepung luwak dan pernah juga harus mengesot untuk mengambil air minum di sungai. "Badan saya saat itu tidak bisa bergerak. Kulit saya mengering," ceritanya.

Beranjak remaja, Ansori menggelandang di jalan, tidur di sembarang tempat, dan makan apa saja yang bisa dimakan. "Saya baru berhenti menggelandang setelah menikah dengan almarhum istri saya, Arliyah," tuturnya.

Kapan menikah? Ansori tak ingat. Namun, dia menyebutkan, saat menikah di kantor urusan agama, ia membayar ongkos Rp 25 ribu. Setelah menikah, Ansori bekerja serabutan, termasuk menjadi buruh tani sebelum kemudian memutuskan mengemis.

Ansori mengaku baru memiliki niatan naik haji setelah ditinggal istrinya. “Saya punya niatan naik haji sekitar tujuh tahun sebelum saya daftar haji tahun 2009,” ucapnya. Saat mendaftar, Ansori baru membayar Rp 20,5 juta. Adapun totalnya Rp 42,5 juta.

Untuk bisa membayar uang sebanyak itu, ia mengaku menabung Rp 5.000 per hari. Uang itu ia titipkan ke Kayum, kenalannya. Dari mengemis di sekitar Pasuruan, sehari Ansori rata-rata bisa mengumpulkan Rp 20 ribu. “Rp 15 ribu untuk makan dan sisanya ditabung.”

Ansori baru melunasi ongkos haji itu pada 2014. Ansori tergabung dalam kelompok terbang 44 yang akan berangkat tanggal 8 September 2015. Untuk mempersiapkan keberangkatannya, Ansori dibantu Siti Fatimah, tetangganya satu dusun. Kini Ansori berhenti mengemis. “Sejak Lebaran saya berhenti,” katanya.

NUR HADI


Berita terkait

75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit

2 hari lalu

75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit

Kemenag mengatakan ada 75.572 visa jemaah haji reguler yang sudah terbit. Diketahui Jemaah haji Indonesia akan mulai terbang ke Arab Saudi pada 12 Mei

Baca Selengkapnya

Warga Iran Kembali Berangkat Umrah setelah 9 Tahun Hubungan Buruk dengan Arab Saudi

5 hari lalu

Warga Iran Kembali Berangkat Umrah setelah 9 Tahun Hubungan Buruk dengan Arab Saudi

Warga Iran berangkat untuk menunaikan ibadah umrah pertama kali dalam sembilan tahun setelah hubungan antara Iran dan Arab Saudi membaik.

Baca Selengkapnya

Mengenal Visa Haji dan Beberapa Visa Lainnya

5 hari lalu

Mengenal Visa Haji dan Beberapa Visa Lainnya

Visa Haji merupakan visa untuk warga negara Indonesia yang akan pergi menjalankan ibadah haji, selain itu ada beberapa visa lainnya.

Baca Selengkapnya

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

5 hari lalu

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

Kementerian Agama sedang menyiapkan dokumen dan memproses visa jemaah haji regular Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

6 hari lalu

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

Tim ini dibentuk sebagai upaya Kemenag dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi besar yang terdapat dalam zakat dan wakaf.

Baca Selengkapnya

Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

17 hari lalu

Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengucapkan selamat Idul Fitri 1445 H. Ia menyinggung tentang toleransi.

Baca Selengkapnya

Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

18 hari lalu

Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

Menentukan 1 syawal Idul Fitri atau lebaran terdapat metode hisab dan rukyatul hilal. Apa perbedaan kedua sistem itu?

Baca Selengkapnya

Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

19 hari lalu

Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

Sidang isbat akan diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama

Baca Selengkapnya

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

20 hari lalu

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

Jemaah Masjid Aolia di Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta telah merayakan Idul Fitri. Bagaimana asal usul jemaah asuhan Mbah Benu ini?

Baca Selengkapnya

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

23 hari lalu

BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menolak permintaan Menteri Teten Masduki terkait penundaan wajib sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya