Yenti Garnasih Cecar Soal Pencucian Uang, Capim KPK Mengaku

Reporter

Senin, 24 Agustus 2015 10:47 WIB

Anggota Pansel Pimpinan KPK Yenti Garnasih (kedua kiri), memberikan keterangan pers di sela proses seleksi tahap ketiga calon Pimpinan KPK di Jakarta, 27 Juli 2015. Sebanyak 48 orang calon pimpinan KPK mengikuti seleksi tahap III atau profile assessment. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Para calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini, Senin, 24 Agustus 2015 mulai menjalani wawancara yang dilakukan oleh Panitia Seleksi Pimpinan KPK. Salah seorang di antaranya, Ade Maman Suherman, masih sebatas menawarkan wacana.

Guru Besar Universitas Soedirman itu menawarkan pengetahuan dan pengalamannya di bidang hukum internasional untuk memperkuat komisi anti rasuah itu. Itu dikatakannya menjawab pertanyaan anggota panitia seleksi Betty Alisjahbana.

"Anda adalah guru besar di bidang hukum internasional, apa yang bisa Anda manfaatkan untuk KPK?" ujar Betty Alisjahbana.

Menurut Maman, saat ini kejahatan tindak pidana korupsi sudah bersifat transnasional. Itu sebabnya dia ingin membawa KPK bekerja sama dengan luar negeri serta terlibat dengan forum-forum internasional untuk mencegah korupsi.

Pria berusia 48 tahun itu mengatakan forum internasional yang dimaksud, misalnya Masyarakat Transparansi Internasional, Economy Crime Agency, hingga World Bank. “Kita bisa meneliti tentang best practice di lembaga-lembaga internasional, bagaimana membangun anti-corruption secara global."

Anggota Pansel Yenti Garnasih mencecar Maman karena tidak ada isu tindak pidana pencucian uang dalam makalah yang dibuat Maman dalam tahapan seleksi sebelumnya. Padahal, menurut Yenti, isu itu tidak terpisah dari penindakan korupsi.

Manan mengaku masalah tindak pidana pencucian uang tidak disinggung dalam makalahnya, meski diakuinya sangat penting. "Jujur tidak sekalipun saya cantumkan. Saya memahami ini sangat penting, ini akan men-trace aliran dana, trace aliran uang si pelaku. Ini berkaitan pula dengan konsep pemiskinan koruptor," ujar Maman.

Anggota Pansel Harkristuti Harkrisnowo kemudian bertanya tentang target kerja Maman dalam 30 hari pertama. Maman menjawab akan terlebih dahulu melakukan koordinasi di dalam KPK, seperti dengan para deputi guna mengetahui masalah yang ada di KPK.

Dia juga akan mnegidentifikasi masalah di KPK untuk dilakukan evaluasi guna mengetahui kelemahan dan kekuatan KPK. “Saya saya akan lakukan analisis SWOT: strength, weakness, opportunities, and threat. Ini yang pertama akan saya lakukan bila terpilih."

INDRI MAULIDAR

Berita terkait

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

2 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

4 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

6 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

7 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

8 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

9 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

11 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

20 jam lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

21 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya