Menteri ESDM, Sudirman Said. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengakui tidak mudah mewujudkan target pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt sampai 2019. Namun dia mengajak semua pemangku kepentingan bahu-membahu mencari solusi agar target itu tercapai.
"Perlu sikap optimistis dan positif," ujar Sudirman di Jakarta Convention Centre, Rabu, 19 Agustus 2015.
Hari ini Sudirman mendampingi Presiden Joko Widodo membuka Konferensi dan Pameran Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Indonesia ke-4 di Jakarta Convention Centre.
Dalam perhelatan itu dilakukan penandatanganan lima power purchase agreement (PPA), sembilan nota kesepahaman, dan 13 izin proyek energi panas bumi. Seluruhnya dengan nilai investasi Rp 106,3 triliun yang dikerjakan dalam lima tahun ke depan.
Menurut Sudirman, energi baru terbarukan merupakan bagian penting dari proyek pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt. “Kontribusi energi baru dan terbarukan mencapai 25 persen atau 8.750 megawatt," ucapnya.
Sudirman yakin dengan dukungan kepemimpinan Presiden Jokowi dan kerja keras, target kedaulatan energi bakal terwujud. Berdasarkan laporan PT PLN (Persero), kata Sudirman, tahun ini ada proyek pembangkit listrik sebesar 10 ribu megawatt yang akan diteken power purchase agreementnya (PPA).
"Betul tantangannya banyak. Tapi kita harus optimistis," kata Sudirman.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli kukuh mengatakan target proyek listrik 35 ribu megawatt harus ditinjau ulang. Rizal menilai proyek yang diusung pemerintahan Jokowi-JK itu tidak realistis. Rizal juga menganggap proyek itu akan mengalami batu sandungan dari sisi pembiayaan karena tidak bisa hanya dibiayai oleh PLN.
Rizal mendapat kecaman dari banyak pihak, termasuk JK yang ditantang Rizal berdebat terbuka di hadapan publik ihwal proyek tersebut.