Embun Ini Merusak Ratusan Hektar Tanaman Kentang  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Sabtu, 15 Agustus 2015 19:10 WIB

Sekitar 200 hektare lahan kentang di dataran tinggi Dieng mati akibat embun upas yang terjadi saat puncak musim kemarau, 14 Agustus 2015. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Banjarnegara - Embun upas yang terjadi saat puncak musim kemarau merusak 200 hektare tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Embun upas muncul saat suhu udara di bawah nol derajat celcius. Embun pagi pun mengkristal menjadi butiran es.

“Saat ini sudah sekitar 200 hektare lahan kentang yang mati karena serangan embun upas,” kata Saroji, 54 tahun, petani kentang asal Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur Banjarnegara, Jumat 14 Agustus 2015.

Ia mengatakan, petani mengalami kerugian akibat embun upas itu. Tiap hektare petani sudah mengeluarkan ongkos produksi sekitar Rp 15 juta bahkan lebih. Sehingga, uang tersebut tidak mungkin kembali setelah tanaman kentangnya mati.

Menurut dia, embun upas sudah mulai turun sejak awal Agustus lalu hingga sekarang menyebabkan banyak tanaman kentang yang mati seperti terbakar. "Embun upas tidak turun setiap hari. Tapi memasuki bulan Agustus sekarang kerap turun. Tanaman kentang yang terkena embun upas seperti terbakar, daunnya mengering akibat embun upas tersebut," ujarnya.

Petani lain, Solimin, 45 tahun, mengatakan petani tidak dapat mengantisipasi datangnya embun upas. Meskipun petani sudah menutup lahan kentang dengan kain kasa dan plastik tapi tanaman kentang tetap saja terkena embun upas.

Tingkat kerusakan tanaman kentang tersebut berkisar antara 60-80 persen sehingga mengharuskan para petani memanen dini jika tidak ingin tanaman kentangnya makin rusak. Wilayah yang terkena embun upas biasanya merupakan daerah lembah. "Biasanya umur panen kentang sekitar 4 bulan, tapi karena adanya embun upas, maka baru memasuki usia 3 bulan, sudah kami panen,” ujar Solimin.

Hasilnya juga tidak maksimal. Dalam satu hektare paling hanya panen hingga 5 ton saja. Padahal, biasanya mampu mencapai kisaran 15 ton. “Mau bagaimana lagi, petani mengalami kerugian akibat dilanda embun upas tersebut," katanya.

Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno mengatakan, fenomena embun upas memang hanya terjadi saat musim kemarau. “Saya sarankan petani menanam komoditas lain selain kentang yang lebih tahan embun upas,” katanya.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

8 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

10 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

12 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

12 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

23 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

34 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

37 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

37 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya