Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyapa wartawan sebelum pelantiakan sebagai Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, 19 November 2014. Dalam pelatikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, perwakilan dari Koalisi Merah Putih sama sekali tidak hadir. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Basuki Purnama berharap anggota Gerakan Pramuka mampu membawa Indonesia ke posisi yang lebih baik. "Saya menaruh harapan besar kepada Pramuka. Dari disiplin dan Dasa Dharma, ini sudah menggambarkan sesuatu yang luar biasa," ujarnya.
Pernyataan Ahok, panggilan Basuki, disampaikan saat menjadi Pembina Upacara Hari Pramuka ke-54 yang diadakan di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, pada Jumat pagi, 14 Agustus 2015.
Ahok meminta anggota Pramuka terlibat dalam aksi-aksi nyata di masyarakat. Di antaranya adalah menjaga kebersihan sampai membantu sesama orang yang membutuhkan. Ahok menyatakan ia berharap Pramuka bisa menjadi sebuah model untuk tidak buang sampah dan bisa mengajak orang lain tidak buang sampah sembarangan.
Dia juga berharap Pramuka bisa membantu pemerintah untuk melihat siapa warga yang tidak sekolah dan yang ingin ikut Pramuka, tapi tidak sanggup membeli baju Pramuka. "Kami akan berikan Kartu Jakarta Pintar," ujarnya.
Ahok juga berharap Pramuka mampu menjadi model bagi masyarakat untuk saling membantu, memperhatikan teman-temannya, dan memperhatikan kondisi orang tua di sekitarnya yang sekiranya membutuhkan bantuan. Hal ini, ujarnya, merupakan tugas tambahan anggota Pramuka.
Tema peringatan Hari Pramuka 2015 adalah "Pramuka Garda Terdepan Pelaku Perubahan dalam Pembentukan Karakter Kaum Muda". Sekitar 30 ribu anggota Pramuka Jakarta meramaikan acara yang berlangsung di Lapangan Monas.
Kepada anggota Pramuka Siaga, Penggalang, dan Penegak yang hadir di Monas, Ahok membandingkan peringatan ulang tahun Gerakan Pramuka Republik Indonesia dengan Singapura.
Ada persamaan antara ulang tahun Gerakan Pramuka dan Republik Indonesia, yakni seluruh rakyat harus bekerja keras. Sedangkan, pada ulang tahun Singapura yang ke-50, kata Ahok, sudah menikmati hasil kerja kerasnya.
Negara Singapura kuat dan kaya, pemerintahnya tidak korupsi serta masyarakatnya makmur. "Seharusnya Indonesia pada ulang tahunnya yang ke-70 tinggal menikmati hasil kerja kerasnya," ujarnya.