Cerita Habitat Pesut yang Terancam Digusur Juragan Tambang

Reporter

Selasa, 11 Agustus 2015 10:26 WIB

Pesut Mahakam terjaring nelayan di perairan Loa Aji, anak Sungai Mahakam, Kaltim. TEMPO/Firman Hidayat

TEMPO.CO, Balikpapan - Lembaga swadaya masyarakat Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur melaporkan tuduhan pelanggaran amdal perusahaan tambang batu bara PT Fajar Sakti Prima pada Badan Lingkungan Hidup (BLH) setempat. Anak perusahaan Grup Bayan Reources ini dianggap melanggar ketentuan izin amdal dengan melintasi Sungai Kedang yang juga area dilindungi untuk satwa pesut Mahakam.

"Melanggar ketentuan izin amdal mengenai pengiriman batu bara maksimal 3 ribu DWT melalui Sungai Belayan (Gunung Sari-Kota Bangun). Bukan melalui Sungai Kedang Kepala,” kata Koordinator Jatam Kalimantan Timur, Merah Johansyah, Selasa, 11 Agustus 2015. Turut hadir melaporkan adalah Komunitas Save Pesut Mahakam dan Pokja 30 Samarinda yang mendukung pencabutan izin tambang nakal yang menyalahi izin daerah.

Baca: Ahok 'Kepala Preman' Baru, Ini Nasib Anggota FBR

Para aktivis ini menyerahkan berkas perizinan pergerakan kapal dan surat berlayar yang diterbitkan KSOP Samarinda dan Dinas Perhubungan Kecamatan Kota Balikpapan. "Izin ini disalahgunakan perusahaan untuk melanggar izin amdal sudah diterbitkan,” ucap Merah. Ia menuntut Gubernur Kalimantan Timur mencabut izin amdal dan izin lingkungan hidup PT Fajar Sakti Prima.

Aktivitas perusahaan tambang melanggar aturan daerah yang berkomitmen melindungi satwa pesut Sungai Mahakam di Sungai Kedang. Perwakilan Komunitas Save Pesut Mahakam, Septy Adji Saputra, mengatakan jalur Sungai Kedang Kepala merupakan habitat alam satwa pesut yang terancam punah. Jumlah satwa ini diperkirakan makin menyusut tinggal 80 ekor akibat kerusakan lingkungan Sungai Kedang.

Jatam mencatat kapal kapal batu bara berangkat dari terminal khusus milik Bayan Resources di Desa Senyiur, Kecamatan Muara Ancalong, Kutai Timur. Selanjutnya kapal pontoon melintasi Sungai Kedang Kepala sebelum bermanuver dan masuk ke Sungai Mahakam. Sungai Kedang Kepala juga sudah ditetapkan sebagai wilayah konservasi di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Baca: Pegang Bukti, Kenapa Polisi Tak Tangkap Pembunuh Akseyna?

Di sepanjang sungai ini masyarakat memanfaatkannya sebagai keramba ikan mas dan sumber ekonomi warga. Jatam juga menilai keberadaan kapal pontoon batu bara berdampak negatif terhadap kehidupan nelayan di Kutai Kartanegara. Ekonomi perikanan warga sudah terganggu dalam 5 bulan terakhir ini.

Jatam juga memprotes Bank Indonesia dan Bank Mandiri yang turut berperan dalam kerusakan lingkungan di Kalimantan Timur. Bank Mandiri diduga memberi kredit pada PT Fajar Sakti Prima untuk usahanya pertambangannya. "Perbankan kita mengklaim menerapkan green banking dalam kebijakan pemberian kredit, tapi ternyata salah satu krediturnya PT Fajar dan Grup Bayan," ucap Merah.

Merah meminta Bank Mandiri menghentikan pemberian kredit pada perusahaan yang bermasalah dengan lingkungan. Dia mencatat ada aliran kredit sebesar US$ 573 juta atau sekitar Rp 7,7 triliun yang antara lain disalurkan kepada Grup Bayan Resources.

SG WIBISONO

Simak:
Ini 3 Bukti Kuat Andi Rancang Skenario Habisi Hayriantira XL

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

29 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Otorita IKN Berniat Pindahkan Kawanan Beruk dari Jalanan Samboja, Ini Alasannya

38 hari lalu

Otorita IKN Berniat Pindahkan Kawanan Beruk dari Jalanan Samboja, Ini Alasannya

Otorita berusaha memindahkan sekelompok beruk dari jalanan utama IKN. Dianggap menjadi hama bila terlalu banyak yang turun ke jalan.

Baca Selengkapnya

Jembatan Sebulu Segera Dibangun, Tahap Pertama Edi-Rendi Gelontorkan Rp203 Miliar

43 hari lalu

Jembatan Sebulu Segera Dibangun, Tahap Pertama Edi-Rendi Gelontorkan Rp203 Miliar

Keberadaan jembatan akan membuat perekonomian sejumlah kecamatan di Kukar semakin menggeliat

Baca Selengkapnya

Wabup Kukar Datangi Lokasi Kebakaran di Sumber Sari

44 hari lalu

Wabup Kukar Datangi Lokasi Kebakaran di Sumber Sari

Rendi datang dengan membawa sejumlah bantuan, berupa sembako dan paket bantuan lainnya.

Baca Selengkapnya

Rendi Solihin Salurkan Bantuan Kepada Warga Korban Kebakaran

44 hari lalu

Rendi Solihin Salurkan Bantuan Kepada Warga Korban Kebakaran

Dilakukan pendataan agar semua korban kebakaran bisa terjangkau bantuan

Baca Selengkapnya

Program Unggulan Edi Damansyah Mengubah Ekonomi Kutai Kartanegara

44 hari lalu

Program Unggulan Edi Damansyah Mengubah Ekonomi Kutai Kartanegara

Kegiatan yang diadakan oleh pemerintah tidak hanya memberikan ruang bagi para wirausaha untuk berkembang tetapi juga menjadi bukti perhatian yang diberikan oleh Bupati.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

44 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

45 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya

Wakil Bupati Kukar Hadirkan Opick di Muara Jawa

46 hari lalu

Wakil Bupati Kukar Hadirkan Opick di Muara Jawa

Safari Ramadan tahun ini jadi kesempatan Rendi menjabarkan program pembangunan Pemkab Kukar kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya