75 Koleksi Emas Sonobudoyo Terancam Bukan Lagi Cagar Budaya

Reporter

Selasa, 11 Agustus 2015 10:23 WIB

Ilustrasi kasus pencurian museum Sonobudoyo, Yogyakarta. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 75 koleksi emas milik Museum Sonobudoyo Yogyakarta yang dicuri lima tahun lalu terancam dihapus dari Register Cagar Budaya Nasional pada 2016. Sebab, berdasarkan Pasal 51 huruf b UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya disebutkan bahwa jika sebuah benda cagar budaya hilang dan dalam jangka waktu enam tahun belum ditemukan, maka akan dihapus dari register nasional.

Koordinator Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (Madya) Johanes Marbun mengatakan Register Cagar Budaya Nasional merupakan daftar resmi kekayaan cagar budaya yang berada di dalam dan luar negeri. Selain lantaran hilang selama enam tahun, data koleksi juga bisa dihapus apabila koleksi tersebut musnah, kehilangan ujud dan gayanya yang asli, juga dalam perkembangannya diketahui benda tersebut bukan cagar budaya.

Meski nantinya dihapus dari daftar kekayaan cagar budaya, proses pencarian hilangnya koleksi emas Museum Sonobudoyo tetap dilanjutkan. “Kalau nanti berhasil ditemukan, maka bisa dicatatkan kembali di Register Nasional Cagar Budaya,” ujar Johanes, Senin, 10 Agustus 2015.

Persoalannya, menurut Johanes, sistem registrasi koleksi-koleksi museum masih amburadul. Benda cagar budaya yang ditemukan tidak dicatat secara detil. Misalnya, item-item emas temuan Madiyono dan warga Dusun Nayan, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, pada 1960 akhir silam yang kemudian menjadi koleksi Sonobudoyo.

Madiyono dan warga diketahui tak hanya menemukan topeng emas, kalung, juga kepingan perlengkapan wayang berupa siluet yang semuanya dalam bentuk emas. Ada pula cincin emas. “Tapi dari 75 item emas yang hilang itu tidak ada yang menyebut soal cincin emas,” kata Johanes.

Dia menaruh kecurigaan tidak adanya pencatatan yang detil dan akurat saat penyerahan temuan-temuan emas tersebut dari warga kepada pihak museum. “Kalau belum tercatat dengan baik, apanya yang mau dihapus?” ucapnya.

Johanes menyesalkan sikap Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dinilai tidak serius melakukan upaya pencarian atas benda-benda yang hilang tersebut. Tim Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang dibentuk pada masa Kepala Dinas Kebudayaan DIY yang lama, yaitu Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat, kini juga tidak ada kabarnya. “Kami berharap ada perluasan pencarian. Tak hanya di DIY, tapi sampai luar negeri bersama Interpol,” kata Johanes.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono mengaku tidak memantau perkembangan proses penyelidikan polisi maupun tim PPNS DIY. “Iya, saya tahu mau kedaluwarsa (batas enam tahun). Nanti saya koordinasi dengan museum,” kata Umar.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

2 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

3 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

21 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

28 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

31 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

12 Maret 2024

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

8 Maret 2024

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya