Kemarau di Riau, Berharap Hujan Turun Malah Gumpalan Es  

Reporter

Rabu, 5 Agustus 2015 04:14 WIB

Petugas berusaha memadamkan kebakaran lahan yang berada dekat permukiman di Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau, 24 Juli 2015. Kebakaran terjadi terjadi karena kemarau dan kebiasaan sekelompok masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO , Pekanbaru: Kemarin, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang hampir merata terjadi di wilayah Riau, setelah dilanda musim kemarau dua bulan terakhir. Namun ada fenomena tak biasa terjadi di Kabupaten Rokan Hulu, kemarin sore.

Hujan turun disertai gumpalan es. Hujan es disertai angin kencang mengakibatkan tujuh rumah warga rusak.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran Daerah Rokan Hulu, Aceng Herdiana, hujan es membuat masyarakat kebingungan.

"Berharap hujan turun untuk menghilangkan kabuat asap malah gumpalan es disertai angin kencang," katanya kepada Tempo, Kamis 4 Agustus 2015.

Menurut Aceng, rata-rata kerusakan terjadi pada genteng rumah yang lepas tertiup angin. Sedangkan dampak gumpalan es sebesar ibu jari itu menyebabkan genteng dan parabola warga jebol. "Namun tidak ada korban jiwa dalam persitiwa itu."

Aceng mengatakan petguas BPBD Damkar telah melakukan evakuasi dan secara bergotong royong bersama warga melakukan perbaikan. "Kami sudah evakuasi semua," ujarnya.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika stasiun Pekanbaru, Slamet Ryadi menuturkan, fenomena hujan es merupakan suatu peristiwa yang tidak bisa diperkirakan dan jarang terjadi. "Sifatnya tidak bisa diprediksi," katanya.

Slamet menjelaskan, hujan es terjadi lantaran pertumbuhan awan kumolonimbus menjulang cukup tinggi diatas 4000 kaki. Pada ketinggian itu suhu udara sangat dingin sehingga terjadi pembekuan uap air. "Uap air mengkristal karena dingin," ujarnya.

Menurut Slamet, pembekuan uap air sebenarnya sudah terjadi pada ketinggian 3.500 kaki. Namun hujan es jarang sekali terjadi karena butiran air yang membeku itu terlebih dulu cair setelah bergesekan dengan atmosfir bumi.

Dalam kasus hujan es ini kata Slamet, diperkirakan uap air yang mengkristal sudah terlalu besar. Saat terjadi hujan, gumpalan es yang cukup besar itu belum cair seutuhnya saat menyentuh bumi "Sehingga terjadilah hujan es," jelasnya.

Slamet memperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diperkirakan bakal terjadi hingga dua hari kedepan. Hal itu disebabkan adanya kelembaban udara yang cukup basah di Riau.

Hujan yang melanda Riau dua hari terakhir membuat kualitas udara di Riau membaik. Kabut asap hilang, jarang pandang pun kembali normal.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Penjelasan Badai Langka yang Tewaskan 7 Orang di Cina, 3 Terlempar dari Apartemen

20 hari lalu

Penjelasan Badai Langka yang Tewaskan 7 Orang di Cina, 3 Terlempar dari Apartemen

Kekuatan angin yang terjadi sampai setara hurikan atau tornado Kategori 1 di lautan. Badai ini menjadi langka karena terjadi di Jiangxi yang daratan.

Baca Selengkapnya

Inilah Tanda-tanda akan Terjadi Hujan Es

1 Maret 2024

Inilah Tanda-tanda akan Terjadi Hujan Es

Meskipun tidak sering mengalami hujan es, tetapi masyarakat Indonesia perlu mengetahui gejala fenomena ini.

Baca Selengkapnya

Tidak Dapat Dianggap Sepele, Ini Bahaya dari Hujan Es

1 Maret 2024

Tidak Dapat Dianggap Sepele, Ini Bahaya dari Hujan Es

Hujan es yang turun dapat mendatangkan bahaya bagi manusia, hewan, lingkungan, dan bangunan.

Baca Selengkapnya

Terakhir Terjadi di Sidoarjo, Apa Penyebab Hujan Es?

29 Februari 2024

Terakhir Terjadi di Sidoarjo, Apa Penyebab Hujan Es?

Hujan es terjadi pada masa transisi atau pancaroba, baik dari musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

28 Februari 2024

5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai musim pancaroba karena menyertakan cuaca ekstrem seperti hujan lebat singkat hingga angin kencang.

Baca Selengkapnya

Puting Beliung di Rancaekek dan Jatinangor Jawa Barat, BMKG Berulang Kali Terbitkan Peringatan Cuaca Ekstem

21 Februari 2024

Puting Beliung di Rancaekek dan Jatinangor Jawa Barat, BMKG Berulang Kali Terbitkan Peringatan Cuaca Ekstem

BMKG sempat mengeluarkan sejumlah peringatan dini menjelang bencana puting beliung di Rancaekek-Jatinangor.

Baca Selengkapnya

Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

21 Februari 2024

Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

Wilayah perbatasan Jatinangor-Rancaekek diterjang angin puting beliung. Pusaran angin disertai hujan lebat dan mengandung batuan es.

Baca Selengkapnya

Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

18 November 2023

Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan mengungkapkan fenomena hujan es di Kota Palembang akibat musim pancaroba.

Baca Selengkapnya

Hujan Diprediksi Turun di Banyak Kota Besar Hari Ini, BMKG: Waspada Puting Beliung

11 November 2023

Hujan Diprediksi Turun di Banyak Kota Besar Hari Ini, BMKG: Waspada Puting Beliung

BMKG memprakirakan mayoritas kota-kota besar di Indonesia hari ini diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat imbas adanya pertumbuhan awan.

Baca Selengkapnya

Palembang Diguyur Hujan Es Saat Kemarau, BMKG Sebut Pengaruh Muka Laut

5 November 2023

Palembang Diguyur Hujan Es Saat Kemarau, BMKG Sebut Pengaruh Muka Laut

Fenomena hujan es biasa terjadi ketika suatu wilayah sedang memasuki musim pancaroba

Baca Selengkapnya