Kiai NU: Hati-hati Terima Duit dari Calon Kepala Daerah  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 29 Juli 2015 17:32 WIB

Ilustrasi. TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO.CO, Yogyakarta - Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Ahmad Ishomuddin mengimbau para kiai dan pengasuh pesantren agar lebih berhati-hati menerima pemberian dari calon kepala daerah menjelang masa pemilihan. “Kalau tega, tanyakan dari mana (uang berasal),” katanya di Yogyakarta, Rabu, 29 Juli 2015.

Meski demikian, ia tak melarang para kiai itu berpolitik. Menurut dia, jika mau terlibat dalam politik, mereka harus kembali mempertimbangkan saat menerima sesuatu dari para calon. “Para kiai itu adalah orang yang paham etika. Mereka lebih mengerti keadaannya,” ujarnya.

Sikap berhati-hati itu harus dilakukan agar pimpinan pesantren tak terjebak dalam risywah (suap). “Risywah ini mencapai tujuan dengan cara batil,” tuturnya. Misalnya saja, dalam bentuk jual-beli suara. “Kata kuncinya adalah berhati-hatilah menerima pemberian dari siapa pun.”

Ishomuddin menjadi pemimpin Halakah (pertemuan) Alim Ulama Nusantara di Yogyakarta pada 27-28 Juli 2015. Puluhan ulama dari berbagai kota di Indonesia hadir dalam pertemuan yang dipelopori Jaringan Gusdurian ini. Mereka menghasilkan tujuh poin rekomendasi dukungan bagi gerakan pemberantasan korupsi dan tindak pidana pencucian uang.

Koordinator Jaringan Gusdurian Allisa Wahid mengatakan halakah ini mendorong munculnya gerakan antikorupsi berbasis pesantren. Wacana kajian antikorupsi di kalangan warga nahdliyin dan pesantren dinilai masih sangat umum. “Korupsi itu haram, hukumannya masuk neraka,” ucapnya.

Hasil halakah ini, kata dia, merupakan basis teologis dari ulama tentang korupsi. Selain itu, rekomendasi yang dihasilkan dalam pertemuan selama dua hari itu akan mempermudah untuk menjelaskan dan menerapkan nilai-nilai antikorupsi bagi para santri dan siswa sekolah keagamaan. “Panduan ulama ini untuk menghidupkan kembali aspek spiritualitas tentang korupsi,” katanya.

Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan pegiat antikorupsi, Hifdzil Alim, mengatakan halakah ini bermula dari keprihatinan adanya data sejumlah pesantren yang secara pasif menerima uang dari politikus yang diduga korupsi. Melalui riset kecil, ternyata ditemukan kesimpulan banyak kiai yang tak paham tentang korupsi dari sisi hukum positif. “Pokoknya, kalau nyumbang kepada kiai, masuk surga,” ujarnya.

Padahal, jika tak hati-hati dan terbukti uang sumbangan itu bersumber dari hasil korupsi, kondisi ini bisa membuka celah bagi aparat hukum untuk memeriksa para kiai. “Mungkin malaikat takut sama kiai, tapi para kiai (pasti) takut sama jaksa dan KPK,” tuturnya.

Dengan rekomendasi halakah, ia berharap tak ada kiai yang tersangkut perkara korupsi dan pencucian uang. Selain itu, tak ada lagi kiai yang namanya mendadak populer lima tahun sekali. “Yang jualan restu dan nama (kepada calon kepala daerah),” ucapnya.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Jokowi Terima Audiensi KAMMI, Diundang Muktamar dan Bahas Sejumlah Isu

33 hari lalu

Jokowi Terima Audiensi KAMMI, Diundang Muktamar dan Bahas Sejumlah Isu

Kelompok mahasiswa ini menyampaikan surat undangan untuk menghadiri muktamar KAMMI yang ke-13 dan membahas sejumlah isu dengan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir jadi Ketua Lakpesdam NU, Pimpin Pengembangan Sumber Daya Manusia

3 Desember 2023

Erick Thohir jadi Ketua Lakpesdam NU, Pimpin Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memiliki jabatan baru di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU

Baca Selengkapnya

Fadel Muhammad Hadir di Muktamar Besar Alkhairat

27 September 2023

Fadel Muhammad Hadir di Muktamar Besar Alkhairat

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad Hadiri Muktamar Besar XI Alkhairaat

Baca Selengkapnya

Manuver Merebut Suara NU

2 September 2023

Manuver Merebut Suara NU

Dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disebut-sebut untuk mengerek elektabilitas mereka dengan mendulang suara NU.

Baca Selengkapnya

Saat Jokowi Ajak Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Makan Siang Bareng di Pekalongan

29 Agustus 2023

Saat Jokowi Ajak Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Makan Siang Bareng di Pekalongan

Dalam foto tersebut, Jokowi, Ganjar, dan Prabowo tampak tersenyum. Di meja makan tampak buah kelapa yang sudah diminum dan beberapa biji buah durian.

Baca Selengkapnya

Buka Muktamar Sufi Internasional, Jokowi Ingatkan Soal Toleransi dan Keberagaman di Indonesia

29 Agustus 2023

Buka Muktamar Sufi Internasional, Jokowi Ingatkan Soal Toleransi dan Keberagaman di Indonesia

Menurut Jokowi, keberagaman yang ada di Indonesia harus disikapi dengan toleransi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertolak ke Pekalongan untuk Buka Muktamar Sufi Internasional 2023

29 Agustus 2023

Jokowi Bertolak ke Pekalongan untuk Buka Muktamar Sufi Internasional 2023

Presiden Jokowi bertolak menuju Kota Pekalongan, Jawa Tengah, untuk memberikan bantuan kepada pedagang dan hadiri Muktamar Sufi

Baca Selengkapnya

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

24 Juli 2023

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didukung sebagai bakal capres maupun cawapres oleh kiai dan santri. Berikut profil Muhaimin Iskandar.

Baca Selengkapnya

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

16 April 2023

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

Para putra kiai pesantren siap mengabdikan diri secara aktif dalam rangka memberdayakan NU agar bisa terus memberikan kemaslahatan yang luas

Baca Selengkapnya

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

5 Maret 2023

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

Yandri meminta Fatayat NU menjalankan dakwah dengan sejuk, sekaligus mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Selengkapnya