Ridwan Kamil Tak Larang Pendatang ke Bandung, Asal...  

Reporter

Senin, 27 Juli 2015 20:16 WIB

Penumpang bus berjalan menuju tempat pemeriksaan KTP di Terminal Cicaheum, Bandung, Jawa Barat, 25 Juli 2015. Dinas Kependudukan & Catatan Sipil melakukan operasi yustisi berbarengan dengan kedatangan arus balik pemudik dari bus antar kota antar provinsi yang masuk Cicaheum. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil resah. Maraknya urbanisasi pasca-Lebaran ke Kota Bandung dikhawatirkan bakal menambah angka kriminalitas di Kota Kembang.

Pada Minggu malam, 26 Juli 2015, misalnya, Ridwan Kamil mengaku memergoki dua anak-anak jalanan yang tengah melakukan pemerasan di Jalan Braga, yang ternyata berasal dari luar Kota Bandung.

"Kemarin banyak anak-anak jalanan, rata-rata dari Garut. Mereka luntang-lantung tidak jelas. Ketika saya panggil dua orang anak yang lagi memeras di depan saya, anak jalanan itu ternyata dari Garut," ujar Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Senin, 27 Juli 2015.

Bukan hanya tindak kriminalitas. Pelanggaran-pelanggaran ketertiban dan kebersihan di sejumlah tempat yang saat ini tengah populer seperti Jalan Asia-Afrika dan Alun-alun Bandung juga diklaim olehnya bukan dari warga Kota Bandung, melainkan oleh warga pendatang dan wisatawan. "Saya sampling yang melanggar aturan 90 persen yang melanggar aturan bukan orang Bandung tapi dari kota-kota lain," ucapnya.

Agar bisa diterima di Kota Bandung, Ridwan Kamil berharap warga pendatang yang ingin menetap harus memiliki tiga syarat modal yakni uang, skill, dan ilmu pengetahuan. "Tidak mungkin juga untuk memulangkan. Kota ini sifatnya terbuka kecuali menggunakan paspor," katanya.

Selain itu, Ridwan Kamil juga mengimbau kepada warga luar kota agar tidak menyusahkan Pemerintah Kota Bandung. Pasalnya, demi kemaslahatan, segala macam pelayanan hanya diprioritaskan untuk orang ber-KTP Kota Bandung. Walau demikian Ridwan Kamil mengaku tidak akan bisa menghadang laju arus urbanisasi. "Boleh ke Bandung asal berkegiatan. Mau bekerja, usaha (dagang), atau sekolah boleh. Tapi jangan jadi pengangguran," katanya.

Untuk memastikan para pendatang benar-benar memiliki tiga syarat yang telah dikatakannya, Pemerintah Kota Bandung akan rutin melakukan operasi yustisi ke kontrakan dan kamar-kamar indekos. "Kami bersama kewilayahan akan datang ke tempat kos untuk memastikan yang datang ke Bandung ini memang ada urusan, bukan pengangguran yang nebeng ke Bandung yang ujung-ujungnya menghabiskan resources," katanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Herry M. Djauhari mengatakan, jumlah lapangan kerja dan jumlah pencari kerja di Kota Bandung pada semester pertama tahun 2015 tidak seimbang. Dari laporan 1.920 perusahaan yang berkantor di Kota Bandung hanya menyediakan 1.300 posisi. "Jumlah pengangguran yang tercatat sampai akhir 2014 ada 95 ribu usia produktif," ucapnya.

Herry menambahkan, jumlah pengangguran pada yang masuk ke Kota Bandung pasca-Lebaran ini dipastikan bertambah. Untuk itu, pihaknya juga telah mengimbau kepada perusahaan-perusahaan agar melakukan wajib lapor kepada Disnakertrans tentang jumlah lowongan pekerjaan baru paling lambat pada akhir Agustus 2015 nanti.

Sabtu, 25 Juli 2015, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung menggelar Operasi Yustisi Kependudukan di Terminal Cicaheum dan Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung. Dalam operasi yustisi dan operasi simpatik itu, bertujuan agar masyarakat luar Kota Bandung yang datang dan berniat tinggal Bandung terdata.

“Kalau memang berniat tinggal di Bandung, mereka wajib memiliki administrasi kependudukan Kota Bandung, (KTP), mereka juga harus punya modal tinggal di Bandung, siapa yang menjamin mereka. Jangan sampai tinggal di Kota Bandung menggelandang tak jelas,” kata Popong Nuraeni, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandung, Sabtu, 25 Juli 2015.

Menurut Popong, selain harus memenuhi administrasi, pendatang juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. “Kalau mau kerja di Bandung tapi tak punya kemampuan apa-apa, nanti malah merepotkan pemerintah kota,” katanya.

Ia mengatakan, tahun lalu, pendatang ke Bandung pasca-Lebaran ada di angka 5-10 persen atau sekitar 120 ribu–130 ribu jiwa dari total penduduk Bandung. Dari jumlah tersebut, hingga saat ini, Disdukcapil belum mengetahui jumlah yang kemudian menjadi warga Bandung.

PUTRA PRIMA PERDANA | IQBAL T. LAZUARDI S | ADE FITRIA NOLA

Berita terkait

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

4 hari lalu

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

Ketua DPP Golkar Dave Laksono mengatakan saat ini Ridwan Kamil memiliki dua surat tugas untuk Pilkada Jakarta dan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

6 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

PAN Tunggu Golkar soal Kepastian Sandingkan Ridwan Kamil-Zita Anjani

6 hari lalu

PAN Tunggu Golkar soal Kepastian Sandingkan Ridwan Kamil-Zita Anjani

PAN juga telah menyiapkan sejumlah alternatif nama apabila nantinya Golkar menginginkan nama lain. Ada Eko Patrio dan Lula Kamal.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

7 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

7 hari lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

8 hari lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Golkar Lebih Mendorong Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar daripada Jakarta, Apa Alasannya?

11 hari lalu

Golkar Lebih Mendorong Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar daripada Jakarta, Apa Alasannya?

Jika Ridwan Kamil maju di Pilkada Jabar, Golkar akan berfokus pada pencalonan Ahmad Zaki Iskandar dan Erwin Aksa di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Waketum Golkar Sebut Istri Ridwan Kamil Belum Mundur dari Bursa Calon Pilwalkot Bandung

11 hari lalu

Waketum Golkar Sebut Istri Ridwan Kamil Belum Mundur dari Bursa Calon Pilwalkot Bandung

Doli menyebut istri Ridwan Kamil itu belum tentu maju Pilwalkot Bandung dan melepas statusnya sebagai calon anggota DPR.

Baca Selengkapnya

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

13 hari lalu

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Bursa Cagub Bersaing Sengit di Pilgub DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara

16 hari lalu

Pilkada 2024: Bursa Cagub Bersaing Sengit di Pilgub DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara

Sejumlah kandidat yang digadang-gadang akan maju sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya