Kenapa Ustad Ini Disapa Gembala di Tolikara?  

Reporter

Minggu, 26 Juli 2015 05:10 WIB

Lokasi kerusuhan Tolikara, Papua, 20 Juli 2015. TEMPO/Maria

TEMPO.CO, Karubaga - Ustad Ali Mukhtar, 38 tahun, menuturkan, selama sembilan tahun tinggal di Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara, hubungan umat Islam dengan Kristen berlangsung harmonis. Ia kaget dengan terjadinya kerusuhan saat salat id di lapangan Koramil 1702-11 Karubaga pada Jumat pekan lalu.

“Perlu saya sampaikan juga, selama saya sembilan tahun di sini, belum pernah terjadi gesekan atau insiden, baik ancaman maupun pelarangan. Kita biasa salat, aman-aman saja. Hubungan kami juga harmonis bersama saudara-saudara kami di sini,” kata Ustad Ali kepada Tempo saat ditemui di tempat pengungsiannya di kompleks perumahan Koramil Karubaga, Tolikara, Selasa, 21 Juli 2015.

Hubungan harmonis itu dia contohkan, ketika kios yang sekaligus rumah tinggalnya hangus dilalap api, seorang putra daerah Tolikara beragama Kristen memberikan rumahnya di kompleks Koramil 1702-11 untuk tempat tinggal ustad Ali dan keluarganya. “Kami sudah dianggap keluarga,” ujar pria asal Ngawi, Jawa Timur, tersebut.

Rumah didominasi warna hijau berdinding kayu itu bersebelahan dengan markas Koramil. Tepat di atas pintu masuk, aksesori Natal bertuliskan “Merry Christmas and Happy New Year” masih tergantung. Warna hijau dan merah tampak pudar. Di dalam kamar, beberapa keluarga ustad Ali tiduran di lantai yang terbuat dari papan.

Ustad Ali mengenang saat ia sering diundang ke acara-acara umat Kristen di Tolihara. Ia juga diundang saat merayakan ulang tahun Gereja Injili di Indonesia (GIDI). “Kalau ada duka, kami juga datang,” ucapnya. Karena seringnya hadir dalam pertemuan yang diadakan GIDI, ia pun mendapat sapaan sebagai wujud persaudaraan antarumat. “Mereka panggil saya Bapak Gembala Islam,” tuturnya sambil tersenyum.

Mendapat sapaan itu, Ustad Ali menerimanya. Kata “gembala” disematkan karena ia merupakan pemimpin umat Islam di Tolikara. Dalam tradisi Kristen, pemimpin umat disebut gembala.

Oleh para orang muda Papua di Tolikara, ustad yang sehari-hari berdagang sembako ini disapa Pak Ustad atau Pak Imam.

Keharmonisan hubungan antarumat beragama yang dialaminya selama ini yang membuatnya kaget dengan munculnya amuk massa peserta Seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani yang diadakan GIDI. “Saya kaget sekali,” katanya.

Kebakaran saat kerusuhan membuat Ustad Ali kehilangan seluruh harta bendanya. Kios sekaligus jadi tempat tinggalnya yang berdempetan dengan Masjid Baitul Muttaqim ludes dimakan api. Kerusuhan itu terjadi setelah ratusan peserta seminar dan kebaktian tersebut mendesak salat id dibubarkan karena mengganggu acara mereka. Aksi protes itu membesar setelah terdengar tembakan dari aparat dan berlanjut dengan lemparan batu ke arah kios dan lapangan markas Koramil. Sebelas orang terluka dan satu orang meninggal dalam peristiwa itu.

MARIA RITA

Berita terkait

Kuliah Tak Tepat Waktu, 142 Mahasiswa Asal Papua di Luar Negeri Dipulangkan

17 April 2022

Kuliah Tak Tepat Waktu, 142 Mahasiswa Asal Papua di Luar Negeri Dipulangkan

Pemerintah Provinsi Papua akan memulangkan 142 mahasiswanya yang kuliah di luar negeri karena tidak menyelesaikan studi tepat waktu.

Baca Selengkapnya

Bappeda Papua Sebut Pemkot Akan Dapat Jatah Dana Otsus Lebih Besar

12 Desember 2021

Bappeda Papua Sebut Pemkot Akan Dapat Jatah Dana Otsus Lebih Besar

Pemkab dan Pemkot di Papua akan mendapatkan kewenangan pengelolaan dana otonomi khusus (otsus) lebih besar dari Pemprov.

Baca Selengkapnya

KPK-Fitra Sepakat Tingkatkan Pengawasan Anggaran Di Papua

20 Mei 2021

KPK-Fitra Sepakat Tingkatkan Pengawasan Anggaran Di Papua

KPK dan Seknas Fitra memberikan sejumlah rekomendasi yang harus dijalankan oleh Pemprov Papua dan Pemprov Papua Barat.

Baca Selengkapnya

Kisruh Papua, Simak 4 Fakta Kejadiannya

30 Agustus 2019

Kisruh Papua, Simak 4 Fakta Kejadiannya

Berbeda dengan demonstrasi sebelumnya yang terkendali, kemarin cenderung anarkistis. Maka terjadilah Kisruh Papua di sejumlah wilayah.

Baca Selengkapnya

Pagu Dana Alokasi Khusus Fisik Papua 2019 Rp 4,991 Triliun

9 Februari 2019

Pagu Dana Alokasi Khusus Fisik Papua 2019 Rp 4,991 Triliun

Pagu Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik tahun anggaran 2019 untuk pemerintah daerah di Provinsi Papua mencapai Rp 4,991 triliun.

Baca Selengkapnya

Pengacara Pertanyakan Kerugian Negara Korupsi Gubernur Papua

4 September 2017

Pengacara Pertanyakan Kerugian Negara Korupsi Gubernur Papua

Dana yang mestinya untuk pendidikan disinyalir terserap untuk kepentingan lain. Sampai sekarang Bareskrim belum bisa menyebutkan jumlahnya.

Baca Selengkapnya

Pesan Gubernur Papua Dominggus Mandacan: Sekarang Semua Keluarga

23 Mei 2017

Pesan Gubernur Papua Dominggus Mandacan: Sekarang Semua Keluarga

Mewakili suku-suku Nusantara di Papua Barat, Petrus Makbon kepala Suku Byak di Manokwari menyatakan dukungannya kepada gubernur Mandacan.

Baca Selengkapnya

Kisruh Freeport, Gubernur Papua Lukas Enembe Temui Jokowi

14 Maret 2017

Kisruh Freeport, Gubernur Papua Lukas Enembe Temui Jokowi

Gubernur Papua Lukas Enembe sedang menemui Presiden Joko Widodo di Jakarta terkait persoalan PT Freeport Indonesia.

Baca Selengkapnya

Presiden: Alokasi Anggaran Pembangunan Papua Belum Optimal

8 November 2016

Presiden: Alokasi Anggaran Pembangunan Papua Belum Optimal

Menurut Jokowi dana yang dialokasikan tidak sebanding dengan peningkatan kesejahteraan yang ingin dicapai.

Baca Selengkapnya

Warga Numfor, Papua, Segera Nikmati Listrik 24 Jam

2 November 2016

Warga Numfor, Papua, Segera Nikmati Listrik 24 Jam

Pemerintah Provinsi Papua memberikan bantuan mesin genset dengan kapasitas 2 x 700 kW kepada PLN setempat.

Baca Selengkapnya