Kisruh Tolikara Ada Campur Tangan Asing?  

Reporter

Editor

Febriyan

Kamis, 23 Juli 2015 05:54 WIB

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi

TEMPO.CO , Jakarta -Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso menilai ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kisruh Tolikara, Papua, untuk menyerang pemerintahan dan institusinya. Ia mengatakan, tak menutup kemungkinan pihak lain itu berasal dari luar negeri. "Penyelidikan Polisi masih panjang. Bisa saja kan ada keterlibatan pihak asing," ujarnya di Istana Negara kemarin.

Sutiyoso mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya sudah memberikan peringatan kepada aparat setempat untuk mengantisipasi terjadinya konflik. Informasi intelijen itu sudah diberikan pada 11 Juli atau sepekan sebelum penyerangan terjadi. Informasi ini kemudian direspons oleh Kepolisian setempat dengan menggelar rapat musyawarah pimpinan daerah yang melibatkan Bupati, tokoh agama, presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI). "Kalau tidak ada informasi dari kami, dari mana (aparat) tahu dan harus berjaga," katanya.

Ia menegaskan BIN telah melakukan tugasnya sesuai prosedur dengan memberikan informasi peringatan terjadinya kisruh. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu enggan menyebut pihak mana yang sengaja menyudutkan pemerintah dengan kisruh Tolikara ini. Sutiyoso mengatakan Kepolisian harus melakukan investigasi khusus agar tidak menuduh sembarang orang.

Sementara itu Kepala Kepolisian Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap 37 orang saksi. Dengan pemeriksaan tersebut, ia memperkirakan hari ini kepolisian sudah bisa menentukan tersangka dalam kisruh Tolikara. Tapi, ia enggan menyebut pihak mana yang kemungkinan menjadi tersangka. "Akan saya sampaikan kalau tersangka sudah ditangkap," katanya.

Badrodin mengatakan dengan fakta hukum yang ada serta penetapan tersangka, Kepolisian bisa mengembangkan kasus untuk mencari tersangka lain dan aktor intelektual di balik kisruh Tolikara. Hingga kini, kata Badrodin, kepolisian masih melakukan pengamanan di Tolikara. Polisi juga membersihkan puing-puing bangunan yang rusak dan renovasi. "Proses ini memerlukan waktu. Di lokasi pengungsian juga memerlukan pengamanan dari Polri jadi pengamanan masih jalan terus," katanya.

ANANDA TERESIA

Berita terkait

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

2 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

4 hari lalu

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Seorang Intel BIN

23 hari lalu

TPNPB-OPM Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Seorang Intel BIN

Juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom, menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas pembunuhan seorang intel BIN.

Baca Selengkapnya

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

25 hari lalu

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

Yusril mengatakan, anggotanya yang meminta agar MK memanggil Kepala BIN Budi Gunawan di sidang sengketa Pilpres 2024 adalah tindakan spontan.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

43 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Selain ASN, TNI, dan Polri, Jokowi Juga Minta BIN Netral di Pemilu 2024

7 Februari 2024

Selain ASN, TNI, dan Polri, Jokowi Juga Minta BIN Netral di Pemilu 2024

Pernyataan Jokowi itu muncul setelah kritik yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri soal netralitas TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

Mantan Kabinda Papua Barat dan Eks Kepala BPN Sorong Jadi Tersangka Pemalsuan Sertifikat Tanah

4 Februari 2024

Mantan Kabinda Papua Barat dan Eks Kepala BPN Sorong Jadi Tersangka Pemalsuan Sertifikat Tanah

Polisi juga menetapkan istri eks Kepala BPN Sorong sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan sertifikat tanah. Satu terlapor lain adalah seorang caleg.

Baca Selengkapnya

PPATK Jabarkan Jumlah dan Instansi Ihwal Transaksi Janggal Dana Kampanye Pemilu 2024

10 Januari 2024

PPATK Jabarkan Jumlah dan Instansi Ihwal Transaksi Janggal Dana Kampanye Pemilu 2024

PPATK sudah mengirimkan hasil analisisnya itu ke KPK, Bawaslu, BIN, Polri, dan OJK.

Baca Selengkapnya

Sebulan Menjabat Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto 2 Kali Lakukan Mutasi Ratusan Perwira Tinggi TNI

21 Desember 2023

Sebulan Menjabat Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto 2 Kali Lakukan Mutasi Ratusan Perwira Tinggi TNI

Jenderal Agus Subiyanto lakukan rotasi besar-besaran. Ratusan perwira tinggi TNI dimutasi sebulan terakhir. sejak ia menjabat Panglima TNI.

Baca Selengkapnya

Sutiyoso Tidak Setuju Gubernur Ditunjuk Presiden: Sarat Kepentingan Politik

10 Desember 2023

Sutiyoso Tidak Setuju Gubernur Ditunjuk Presiden: Sarat Kepentingan Politik

Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso turut angkat suara soal klausul gubernur ditunjuk presiden yang termaktub dalam RUU DKJ.

Baca Selengkapnya