Embun Beku di Lanny Jaya Siklus Aneh di Dunia  

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 16 Juli 2015 15:09 WIB

Ilustrasi udara dingin dan turun salju. AP/The Herald-Palladium, Don Campbell

TEMPO.CO, Jayapura - Bupati Kabupaten Lanny Jaya Befa Jigibalom mengatakan bencana yang melanda daerahnya pada 3-5 Juli 2015 dan telah menewaskan sebelas orang itu dikenal sebagai bencana embun beku.

"Embun beku ini merupakan siklus lima tahunan. Tapi tahun ini siklus terjadi hingga sembilan tahunan. Ini siklus teraneh di dunia," katanya kepada wartawan di Kota Jayapura, Kamis, 16 Juli 2015.

Menurut Befa, siklus embun beku ini merupakan siklus teraneh di dunia. Sebab, saat embun beku menyelimuti beberapa distrik di Lanny Jaya, pada siang harinya air embun berubah menjadi minyak dan menyebabkan hasil kebun bahkan tanaman lainnya mati. "Akibat bencana embun beku ini, masyarakat kami dipastikan tak ada makanan selama kurun waktu satu tahun ke depan karena lahan pertaniannya sudah rusak," ia menjelaskan.

Saat ini, kata Befa, di wilayah pegunungan tengah Papua, termasuk Lanny Jaya, sudah terjadi kemarau yang telah berlangsung sekitar satu bulan lebih. "Saya mengundang semua peneliti melakukan kajian ilmiah terhadap bencana embun beku yang terjadi di Lanny Jaya. Sebab di saat musim embun beku ini tiba, air yang biasa dikonsumsi juga berubah menjadi seperti minyak dan tak bisa lagi dikonsumsi," katanya.

Bencana embun beku yang awalnya dikenal sebagai hujan es oleh warga setempat ini melanda tiga distrik yang ada di Kabupaten Lannya Jaya, yakni Distrik Kuyawage, Distrik Wanua Barat, dan Distrik Gua Balim. "Dari sebelas warga yang meninggal dunia, lima di antaranya anak-anak yang menderita kedinginan dan kelaparan akibat kebun mereka gagal panen karena membeku," katanya.

Menurut Befa, pihaknya melalui Pemerintah Daerah Kabupaten Lanny Jaya telah menaikkan status bencana biasa menjadi bencana darurat yang melanda sekitar 20 ribu jiwa yang berada di Distrik Kuyawage, Distrik Wanua Barat, dan Distrik Goa Baliem. "Walau kami telah menyediakan 154 ton beras dan telah mendrop lima ton beras, obat-obatan, dan beberapa orang tenaga medis ke Kuyawage untuk disalurkan ke distrik lainnya, tapi kami masih sangat membutuhkan bantuan tambahan mengatasi masalah ini," katanya.

Hujan salju atau hujan es yang dikenal warga setempat sebagai bencana embun beku mulai melanda tiga distrik di Lanny Jaya pada 3 hingga 5 Juli 2015. Selain mengakibatkan sebelas orang meninggal, embun beku ini mengakibatkan banyak warga menderita kelaparan, diare, dan kedinginan. Sebab rata-rata suhu di lokasi benacan berkisar 0 hingga -2 derajat Celsius. Peristiwa serupa terakhir terjadi di Lanny Jaya pada 1989 silam.

CUNDING LEVI


Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

18 jam lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

1 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

2 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

5 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

7 hari lalu

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.

Baca Selengkapnya

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

7 hari lalu

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

7 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

7 hari lalu

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan

Baca Selengkapnya

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

7 hari lalu

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

8 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya