Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menengok sawah yang akan panen di kawasan persawahan Desa Ngebruk, Sumberpucung, Malang, 26 Februari 2015. Sebanyak tiga kabupaten di Jawa Timur, pekan ini telah memasuki masa panen raya dengan luas ladang sekitar 100.000 hektare. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Makassar - Menteri Pertanian Republik Indonesia Amran Sulaiman akan membentuk toko tani murah. Nantinya Amran akan menghadirkan sebanyak 5.000 toko yang akan disebar di seluruh daerah di Indonesia.
Amran menjelaskan sering sekali komoditi-komoditi pertanian seperti beras, cabai, bawang, dan kebutuhan pokok mengalami anomali harga akibat permainan di pasar. Hal ini terjadi baik oleh pengecer maupun pedagang, sehingga terkadang harga melonjak naik.
"Kondisinya sering sekali terjadi. Produksi ada, bahkan di daerah asalnya komoditi pertanian melimpah, tapi begitu di pasaran ini harganya sering kali naik," kata Amran usai melepas beras ke sebelas provinsi di Pelabuhan Petikemas, Selasa, 14 Juli 2015.
Amran mengatakan anggaran toko tani murah ini akan dimasukkan dalam dana yang telah disetujui Presiden Joko Widodo untuk penambahan modal Bulog sebesar Rp 3 triliun.
"Anggaran tambahan ini nantinya akan digunakan oleh Bulog untuk menyerap kebutuhan pokok, seperti cabai, daging, bawang, beras dan jagung yang nanti akan dipasok dan dipasarkan melalui toko tani murah, sehingga dapat menstabilkan harga di pasaran saat harga melonjak," kata Amran.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan pihaknya akan menjadi penyuplai tunggal dalam toko tani murah. Dengan demikian, barang yang dijual sesuai dengan barang yang dijual Bulog.
Ia mengungkapkan toko tani murah nantinya akan dibangun di setiap tempat perekonomian atau pasar-pasar beras di daerah.
"Untuk harga jual barang di toko tani murah nantinya akan ditentukan oleh regulator dalam hal ini pemerintah pusat," kata Djarot.
Djarot mengungkapkan jika nanti mekanisme pasar melambungkan harga, maka peran dari toko ini akan membuat gejolak harga barang di pasar tersebut lebih stabil.
Djarot juga mengatakan pemerintah akan menetapkan harga beras Rp 8.200 di satu daerah. Kemudian toko tersebut harus menjual sesuai regulasi. Namun kalau ada toko lain menaikkan harga mencapai Rp 9.000, masyarakat akan memilih beras lebih murah dengan kualitas yang setara.