Kerusakan Ekosistem Laut di Pangkep Semakin Mengkhawatirkan  

Reporter

Rabu, 15 Juli 2015 04:49 WIB

Penyelam mengambil kerangka laba-laba untuk penanaman bibit terumbu karang di wilayah daerah perlindungan Laut pulau Badi, Kepulauan Pangkep, Sulsel, 18 April 2015. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO , Makassar: Kerusakan ekosistem laut di perairan Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, semakin mengkhawatirkan. Kondisi terumbu karang di perairan daerah itu kebanyakan sudah tidak sehat. Hal tersebut dipicu aktivitas pencurian ikan (illegal fishing) yang terus terjadi. Kepolisian telah berusaha melakukan penindakan, tapi tindak pidana perusakan lingkungan itu masih terus terjadi.

Menurut Kepala Kepolisian Resort Pangkep, Ajun Komisaris Besar Moh Hidayat, tinggal sekitar 20 persen terumbu karang yang masih bagus. Sisanya sudah rusak karena illegal fishing.

"Aktivitas illegal fishing di Pangkep dengan berbagai cara sudah sangat mengkhawatirkan. Itu tidak boleh dibiarkan terus terjadi," kata Hidayat di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat, Selasa, 14 Juli.

Hidayat menambahkan, dalam dua bulan terakhir, pihaknya berhasil mengungkap sembilan kasus illegal fishing dan mengamankan puluhan orang yang diduga terlibat. Modus para pelaku disebutnya amat beragam antara lain penggunaan bom ikan, pukat harimau dan kompresor untuk menangkap ikan.

"Tapi semuanya bermuara pada perusakan ekosistem laut bila terus dibiarkan," ucapnya.

Dalam berbagai pengungkapan kasus illegal fishing, Hidayat menyatakan prihatin karena banyak pelakunya yang merupakan anak di bawah umur. Karena itu, pihaknya hanya memproses pelaku yang sudah dewasa. Namun, Kepolisian tetap memberikan pembinaan bagi masyarakat, khususnya nelayan yang terus melakoni cara penangkapan ikan yang ilegal.

Kepala Subdit Penegakan Hukum Direktorat Polair Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat, Ajun Komisaris Besar Aidin Makadomo, mengatakan pihaknya terus mengintensifkan patroli dan operasi penegakan hukum atas penangkapan ikan secara ilegal. Selain di Pangkep, aktivitas serupa kerap ditemui di Selayar dan Bone.

Kepolisian, menurut Aidin, tidak sekadar menggalakkan penegakan hukum, melainkan juga sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat, khususnya nelayan. Ia mengatakan selalu mengingatkan agar para nelayan menangkap ikan dengan cara yang ramah lingkungan. "Jangan sampai malah merusak ekosistem maupun biota laut," ucap Aidin.

TRI YARI KURNIAWAN

Berita terkait

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

20 jam lalu

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

Pemberintah Belanda mengaku ingin melihat langsung kondisi di IKN sebelum mereka berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

32 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

29 Januari 2024

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

Walhi mengungkapkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan hilirisasi industri nikel di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

24 Januari 2024

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

Penelitian menyebutkan aktivitas industri nikel di Indonesia menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan secara masif.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

23 Januari 2024

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

Greenpeace mengkritik Gibran yang mengglorifikasi program hilirisasi nikel Presiden Jokowi. Industri ini dinilai banyak merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

21 Januari 2024

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

Dalam debat cawapres, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan kerusakan alam di bumi terjadi karena tingkah laku manusia.

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

21 Januari 2024

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

Menurut Budisatrio Djiwandono, Prabowo-Gibran akan memberikan hukuman berat kepada pihak yang merusak alam.

Baca Selengkapnya

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

8 September 2023

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

Karhutla di Gunung Arjuna dan sekitarnya pertama kali terpantau muncul di kawasan Bukit Budug Asu, pada Sabtu, 26 Agustus lalu.

Baca Selengkapnya

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

17 Agustus 2023

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

Aulia menilai pidato Presiden Jokowi sangat mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap padat modal.

Baca Selengkapnya