MoU Patroli 4 Negara di Selat Malaka Ditandangani November

Reporter

Editor

Jumat, 21 Oktober 2005 15:20 WIB

TEMPO Interaktif, Surabaya:Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerjasama pengamanan atau patroli Selat Malaka pada pertergahan November 2005 di Batam.Panglima Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar), Laksamana Muda TNI Tedjo Edhi, mengungkapkan hal itu seusai mengikuti serah terima jabatan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), di Dermaga Ujung, Surabaya, Jumat (21/10). Penandatanganan MoU itu akan dihadiri oleh panglima militer masing-masing negara. Dari Indonesia yang akan hadir selaian Panglima TNI, juga di ikuti seluruh kepala staf TNI, Panglima Armada dan Panglima Operasi TNI AU.Menurut Tedjo, pengamanan Selat Malaka akan dilakukan oleh Angkatan Laut dan Udara gabungan empat negara. Patroli pengamanan akan menggunakan pesawat udara dan kapal laut masing-masing negara. TNI AL akan menggunakan pesawat Nomad N-22, TNI AU (Cassa 235), Singapura (Fokker 100-27), Malaysia (Hercules) dan Thailand (Cassa 235). Setiap negara akan mengirim 8 personel pasukan terlatih dengan pangkat Letnan Satu sampai Letnan Kolonel. Setiap dua personel akan tinggal di empat negara tersebut. "Dua personel militer dari Indonesia akan tinggal di Malaysia, Singapura dan Thailand, begitu juga negara lainnya, masing-masing akan ada dua personel yang dikirim ke Indonesia," papar Tedjo.Mereka akan melakukan patroli secara terjadwal. Karena itu pesawat patroli bisa masuk ke wilayah negara lainnya paling dekat 3 mil. "Patroli itu dilakukan untuk membasmi perompak yang selalu mengganggu kapal-kapal yang lewat," paparnya.Tedjo Edhi, berharap MoU patroli pengamanan itu berlangsung selamanya sehingga keamanan laut di Selat Malaka terjamin. Tedjo mengungkapkan sejumlah negara, seperti Cina dan Jepang juga menawarkan bantuan. "Bantuan itu dalam bentuk persenjataan atau sharing information. Bukan bantuan armada," ujarnya.Meski MoU MSSI belum diteken oleh 4 negara, lanjut Tedjo, namun saat ini patroli pengamanan sudah dilakukan. Untuk patroli kapal laut, masing-masing negara menyiapkan kapal perangnya. Berbeda dengan pesawat, kapal laut hanya diisi militer dari negara yang bersangkutan. Namun kapal itu boleh masuk ke wilayah negara lain apabila sedang mengejar perompak yang lari. "Nanti yang menangkap negara yang bersangkutan," tandasnya. Adi Mawardi

Berita terkait

Awak Kapal TB Charles: Perompak Menyuruh Baca Syahadat  

30 Juni 2016

Awak Kapal TB Charles: Perompak Menyuruh Baca Syahadat  

Ditodong senjata laras panjang, kapal tak bisa kabur karena masih menggandeng tongkang Robby 152.

Baca Selengkapnya

Kapal Dibajak Lagi, Dua Kapal TNI Siap Serbu Perompak  

16 April 2016

Kapal Dibajak Lagi, Dua Kapal TNI Siap Serbu Perompak  

Jenderal Gatot tak yakin perompak Filipina yang terakhir adalah kelompok Abu Sayyaf.

Baca Selengkapnya

Cara Bebaskan ABK dari Abu Sayyaf, Ini Kata Eks Panglima TNI  

31 Maret 2016

Cara Bebaskan ABK dari Abu Sayyaf, Ini Kata Eks Panglima TNI  

Kenapa Indonesia perlu berkoordinasi dengan Filipina dulu?

Baca Selengkapnya

Lima Perompak Kapal MV Merlin Berhasil Ditangkap

12 November 2015

Lima Perompak Kapal MV Merlin Berhasil Ditangkap

5 orang perompak berhasil ditangkap, sementara 2 orang lagi masih dalam pengejaran.

Baca Selengkapnya

Prajurit TNI AL Menangkap dan Menembak Pencuri Barang Kapal  

12 November 2015

Prajurit TNI AL Menangkap dan Menembak Pencuri Barang Kapal  

Prajurit Komando Armada TNI Angkatan Laut Kawasan Barat menggerebek dan menangkap perampok.

Baca Selengkapnya

Polisi Bekuk Perompak Kapal Thailand  

11 Maret 2014

Polisi Bekuk Perompak Kapal Thailand  

Perompakan itu dilakukan pada Ahad, 2 Maret 2014. Mereka menyandera nakhoda kapal dari Thailand.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Perompak Kapal Berbendera Malaysia

7 Juni 2013

Polisi Buru Perompak Kapal Berbendera Malaysia

Satu orang bajak laut yang masih buron ini diduga memiliki senjata.

Baca Selengkapnya

ANTAM Tunggu Negosiasi Samudera Indonesia  

10 April 2011

ANTAM Tunggu Negosiasi Samudera Indonesia  

Corporate Secretary PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) Bimo Budi Satrio menunggu negosiasi dengan perompak yang menahan 20 anak buah kapal MV Sinar Kudus di Semenanjung Somalia Afrika 16 Maret lalu.

Baca Selengkapnya

Bajak Laut Merajalela

21 Januari 2011

Bajak Laut Merajalela

Biro Maritim Internasional (IMB), dalam rilis laporannya pada Rabu lalu, menyebutkan sepanjang 2010 terdapat 445 serangan bajak laut yang sempat menyandera sebanyak 1.181 awak dan penumpang.

Baca Selengkapnya

Selat Malaka Masih Aman dari Perompak  

9 Maret 2010

Selat Malaka Masih Aman dari Perompak  

Markas Besar TNI menyatakan situasi di Selat Malaka saat ini masih aman dari aksi perombakan. Penegasan itu disampaikan menyusul peringatan dari Angkatan Laut Singapura mengenai ancaman perompak di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya