Awas, Polusi di Malioboro Naik Lima Kali Lipat Saat Lebaran

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Jumat, 10 Juli 2015 14:50 WIB

Jalan Malioboro, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta memprediksikan potensi polusi udara di kawasan wisata Malioboro bakal meningkat pesat selama puncak libur Lebaran nanti. Polusi udara karena terkonsentrasinya gas buang kendaraan bermotor, terutama karbonmonoksida dan timbal, itu diperkirakan mencapai tiga-lima kali lipat dari ambang normal.

"Lebaran ini kebetulan di musim kemarau yang panas kering, dan Malioboro minim pepohonan tapi padat kendaraan," ujar Kepala Subbidang Pemulihan Lingkungan BLH Kota Yogyakarta Pieter Lawoasal kepada Tempo, Jumat, 10 Juli 2015.

Pada hari-hari biasa, kandungan karbonmonoksida di Malioboro saat jam sibuk 30-42 ribu miugram, sementara ambang amannya di bawah 30 ribu miugram. Namun, dengan kepadatan kendaraan dan dampak macet, konsentrasi kadar polusi karbonmonoksida itu diprediksi tembus 145-150 ribu miugram per hari. "Jika angin minim, konsentrasi akibat gas buang kendaraan bermotor itu makin banyak dan sulit hilang," ucapnya.

Sedangkan kadar timbal pada hari normal Malioboro yang berkisar pada indeks 2 ppm per hari bisa meningkat menjadi 3-4 ppm per hari. "Peningkatan polusi terutama di dua titik terpadat, simpang Pasar Beringharjo dan depan Malioboro Mall," tuturnya.

Untuk meminimalkan meningkatnya kadar polusi Malioboro itu, BLH merekomendasikan pemicu kemacetan segera diatasi. Di antaranya dengan rutin melakukan buka-tutup arus lalu lintas pada jam-jam padat, terutama mulai pukul 10.00 sampai seusai magrib. "Kantung parkir juga sebaiknya didistribusikan ke luar Malioboro, agar kendaraan bermotor tak berhenti terlalu lama dan menyumbang polusi lebih besar," katanya.

Koordinator Lalu Lintas, Keamanan, dan Ketertiban Unit Pelaksana Teknis Malioboro Ahmad Syamsuddin berujar, saat puncak kunjungan Lebaran di Malioboro, jumlah kendaraan yang melintas per hari di atas 5.000 unit, baik roda dua maupun empat. "Kepadatan kendaraan itu sudah sejak pagi sampai jelang tengah malam, semua ke Malioboro," ucapnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Wirawan Hario Yudho menuturkan, selama puncak libur Lebaran, pemerintah dan kepolisian akan mulai menjalankan mekanisme buka-tutup arus di Malioboro. "Puncak kepadatan lalu lintas biasanya terjadi pasca-Lebaran. Tak hanya di Malioboro, tapi seluruh area yang menjadi pusat perbelanjaan," katanya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

53 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

57 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya