Hindari Kebakaran Lahan, Pulau Ini Butuh Ratusan Sekat Kanal  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 9 Juli 2015 14:23 WIB

Seorang petugas pemadam kebakaran minum dari galor air, setelah lelah berusaha memadamkan kebakaran lahan dan hutan di Siak, Riau, (4/3). Kebakaran lahan dan hutan menyebabkan polusi udara di beberapa propinsi di Sumatera. Oscar Siagian/Getty Images

TEMPO.CO, Pekanbaru - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, membutuhkan 450 sekat kanal untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di wilayah itu.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Meranti Mahmud Murod mengatakan sekat kanal dimanfaatkan untuk menjaga kadar air di hutan gambut agar selalu basah di sepanjang 90 kilometer kanal-kanal lepas di lima kecamatan. "Di Meranti banyak kanal lepas yang mengakibatkan gambut kering sehingga mudah terbakar," kata Murod kepada Tempo, Kamis, 9 Juli 2015.

Menurut Murod, dari hasil pantauan di sejumlah kanal di lima kecamatan, diperlukan sekitar 450 sekat. Tidak hanya hanya menjaga kadar air gambut, sekat kanal juga dinilai ampuh meningkatkan produksi perkebunan sagu milik penduduk.

Masalahnya, ujar Murod, pembangunan kanal membutuhkan biaya yang besar. Satu sekat kanal terbuat dari papan menghabiskan biaya Rp 17 juta. Sedangkan satu kanal beton yang dibangun antara perbatasan kanal dan laut perlu sekitar Rp 200 juta.

Dia telah mengajukan permohonan bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Nasional melalui program sekat kanal yang diusung Presiden Jokowi. Namun hingga kini anggaran sekat kanal untuk Kabupaten Meranti belum juga diterima. "Anggarannya belum cair sampai sekarang," ujarnya.

Murod menjelaskan ada 13 sekat kanal proyek percontohan bantuan dari Presiden Joko Widodo di Sungai Tohor, Meranti, yang dinilai berhasil. “Gambut kembali basah dan produksi sagu rakyat meningkat,” kata Murod.

Sebelumnya, pemerintah lewat Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah menggagas program penyekatan kanal untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan di Riau dengan anggaran Rp 15 miliar. Pembangunan sekat kanal difokuskan di wilayah perbatasan Bengkalis dan Kepulauan Meranti. Namun hingga kini program itu belum terealisasi.

Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menunjukkan munculnya titik panas di Riau sejak dua pekan terakhir. Titik panas yang dindikasikan kebakaran hutan dan lahan itu menimbulkan kabut asap. Walhasil dalam dua pekan terakhir wilayah Riau kembali diselimuti asap.

"Alat pemantau standar pencemaran udara di Pekanbaru dalam kategori tidak sehat," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

14 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

39 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

42 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

43 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

44 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

44 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

48 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

55 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya