Revolusi Mental, BKKBN Rekrut 80 Ribu Penyuluh KB

Reporter

Jumat, 26 Juni 2015 19:24 WIB

Pekerja mengemas kondom ke dalam dus di pabrik kondom Mitra Rajawali Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (17/6). Kondom produksi anak perusahaan dari Rajawali Nusantara Indonesia ini hanya mampu merebut 2 persen pangsa pasar kondom di Indonesia. Sebagian produk untuk memasok kebutuhan BKKBN. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty mengatakan, lembaganya membutuhkan 80 ribu petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). “Target kami satu desa, satu PLKB,” kata dia di Bandung, Jumat, 26 Juni 2015.

Surya mengatakan, lembaganya masih menghitung kebutuhan penyuluh tambahan, setelah menuntaskan pengalihan status pegawai penyuluh lapangan dari pegawai pemerintah daerah menjadi pegawai pemerintah pusat. Perubahan dalam Undang-Undang Pemerintah Daerah Nomor 23/2014 mengalihkan status petugas penyuluh menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

BKKBN menargetkan pengalihan status kepegawaian penyuluh menjadi pegawainya tuntas tahun depan. “Paling lambat Oktober 2016 diserahkan, sambil nanti juga merekrut yang baru,” kata Surya.

Surya mengatakan, lembaganya secepatnya melakukan rekruitmen petugas penyuluh baru. Perkiraannya, saat ini jumlah penyuluh baru berjumlah 15 ribu petugas. “Rekruitmen nanti kami lakukan dari pusat untuk yang baru karena tanpa petugas lapangan yang kuat, program BKKBN tidak akan jalan,” kata dia.

Menurut Surya, pengangkatan petugas baru ini memanfaatkan aturan baru dalam Undang-Undang Apartur Sipil Negara (ASN) yang membolehkan pemerintah mengangkat tenaga kerja dengan perjanjian kerja waktu tertentu. “Bukan pegawai negeri tetap, kemungkinan itu. Sekarang kalau masuk dalam formasi pegawai negeri sulit,” kata dia.

Surya mengungkapkan, lembaganya sengaja menambah penyuluh untuk menjalankan amanat Presiden Joko Widodo. “BKKBN mendapat amanat selain pelayanan kesehatan terutama alat kontrsepsi, kemudian meningkatkan kemauan kesadaran masyarakat untuk ikut KB, juga revolusi mental berbasis keluarga,” kata dia.

Surya mengatakan, revolusi mental berbasis keluarga membutuhkan petugas penyuluh lapangan untuk berinteraksi dengan keluarga. “Melalui komunikasi dengan petugas lapangan penyuluh Keluarga Berencana ini, bisa meningkatkan kesadara dan pengetahuan keluarga,” kata dia. “Bagaimana memfungsikan keluarga sebagai basis membentuk karakter keluarga Indonesia.”

Tahun ini BKKBN tengah mengerjakan sensus Pendataan Keluarga dengan mendatangi rumah-rumah warga. “Nanti ada data yang akurat menurut nama dan alamat, itu menjadi dasar pemerintah pusat dan daerah membentuk perencanaan berorientasi pada penduduk, atau manusia,” kata Surya.

Menurut Surya, hasil Pendataan Keluarga ini akan menjadi “base line” atau data dasar keluarga. “Kebutuhan BKKBN mempunyai data keluarga, karen Sistem Informasi Keluarga sudah mdi amanatkan dalam undang-undang dan jadi tugas dan fungsi BKKBN,” kata dia.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

4 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

8 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

46 hari lalu

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

Pentingnya calon pengantin, kata Kepala BKKBN, memahami hal ini untuk mempersiapkan kehamilan dan mencegah anak stunting.

Baca Selengkapnya

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

49 hari lalu

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

Direktur Cadangan Pangan dari Badan Pangan Nasional atau Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebanyak 12 provinsi masuk dalam program pengendalian stunting nasional.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Pil, Kenali 7 Jenis Alat Kontrasepsi KB

7 Februari 2024

Bukan Hanya Pil, Kenali 7 Jenis Alat Kontrasepsi KB

Alat kontrasepsi atau pencegah kehamilan beragam jenisnya, berikut adalah 7 di antaranya.

Baca Selengkapnya

Tunjangan Kinerja ASN Naik di 3 Lembaga, Ini Besarannnya

28 Januari 2024

Tunjangan Kinerja ASN Naik di 3 Lembaga, Ini Besarannnya

Presiden Jokowi telah menaikkan tunjangan kinerja bagi ASN di tahun 2024

Baca Selengkapnya

BKKBN Kejar Target Penurunan Stunting 14 Persen di 2024

16 Desember 2023

BKKBN Kejar Target Penurunan Stunting 14 Persen di 2024

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) telah membuat Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terobosan Hasto Wardoyo Mengubah BKKBN

15 Desember 2023

Terobosan Hasto Wardoyo Mengubah BKKBN

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) telah banyak melakukan pembaruan di BKKBN.

Baca Selengkapnya

BKKBN Sebut Angka Stunting di Jawa Tengah Turun tapi Kecil, Ini Langkah yang Ditempuh

8 Desember 2023

BKKBN Sebut Angka Stunting di Jawa Tengah Turun tapi Kecil, Ini Langkah yang Ditempuh

BKKBN menyebut kondisi stunting di Jawa Tengah penurunan dari tahun 2021 ke tahun 2022. Namun, angka penurunannya diakui masih kecil.

Baca Selengkapnya

BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

25 Oktober 2023

BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

Kolaborasi Pekan Pelayanan KB Raih 1,6 Juta Akseptor, BKKBN Beri Penghargaan TNI AD

Baca Selengkapnya