Cari Ikan untuk Berbuka, Bocah Kakak-Adik Hanyut di Sungai
Editor
Sukma Nugraha Loppies
Senin, 22 Juni 2015 21:50 WIB
TEMPO.CO, Malang - Dua bocah kakak-beradik yang hanyut dan tenggelam di Sungai Lesti di Dusun Krajan, Desa Sumberejo, Kecamatan Gedangan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu sore, 20 Juni 2015, akhir ditemukan sudah tidak bernyawa. Keduanya ditemukan tewas di tempat terpisah.
Kedua bocah malang itu Muhammad Ali Hafid, 12 tahun, dan adiknya, Muhammad Ali Mahrus, 9 tahun, penduduk Dusun Ardirejo, Desa Sidorejo, Kecamatan Pagelaran. Mereka memang suka mencari ikan di Sungai Lesti, berjarak dua kilometer dari rumah orangtua mereka. Kedua bocah itu mencari ikan untuk kebutuhan lauk saat berbuka puasa dan makan sahur.
Kepala Bidang Pelayanan Palang Merah Indonesia Kabupaten Malang, Amirul Yasin, mengatakan bahwa pencarian dilakukan sejak Minggu kemarin. Tim pencari tak bisa mencari pada hari kejadian karena lokasi yang gelap. Selain itu, sebagian anggota tim melaksanakan ibadah salat isya dan tarawih.
Jasad Ali Mahrus ditemukan lebih dulu pada Minggu pagi, 21 Juni, sekitar pukul 08.30 WIB. Jasad Ali saat ditemukan bertelanjang dada tersangkut di bebatuan dasar sungai. ”Lokasi penemuan jasad sekitar 500 meter dari lokasi kejadian,” ujar Amirul. Jasadnya langsung dibawa ke rumah dan disambut banyak pelayat.
Sedangkan jasad sang kakak, Ali Hafid, ditemukan terapung oleh warga di bawah jembatan Wonokerto, Kecamatan Gedangan, pada Senin pagi tadi. Jenazah Ali Hafid hanyut sejauh 4 kilometer dari TKP. “Ditemukan sekitar pukul 6 pagi. Kondisi jenazah tidak berbaju dan terlentang, sudah mulai membengkak dan terapung. Jenazah Ali Hafid sudah dimakamkan di sebelah makam adiknya,” kata Amirul, Senin, 22 Juni 2015.
Kepala Dusun Ardirejo, Sukiran, mengatakan bahwa Ali Hafid dan Ali Mahrus merupakan anak pertama dan kedua dari tiga anak pasangan Sriyani dan almarhum Jumaali. Semasa hidup, Jumaali bekerja sebagai buruh mebel.
Menurut Sukiran, Ali Hafid dan Ali Mahrus mencari ikan sejak awal Ramadan, tepatnya mulai Kamis, 18 Juni lalu. Mereka ingin meringankan beban sang bunda dengan mencarikan tambahan lauk tanpa harus membeli.
Warga, kata Sukiran, sebenarnya sudah sering membantu keluarga Sriyani. Beberapa warga juga sering mengingatkan kedua bocah agar tidak lagi mencari ikan di Sungai Lesti lantaran sungainya dalam dan berarus deras. “Tapi mereka tetap mencari ikan untuk dimakan di rumah dan beralasan bisa meringankan meringankan beban orangtuanya yang tinggal satu orang. Mereka ingin jadi anak berbakti, tapi akhirnya jadi begini nasibnya. Padahal mereka baru saja terima rapor kenaikan kelas,” kata Sukiran.
Pada hari kejadian kedua bocah berboncengan sepeda motor Suzuki Shogun warna merah. Mereka mencari ikan mulai pukul 9 pagi. Ikan dicari dengan meracuni air menggunakan potasium.
Namun, hingga tiba waktu salat magrib, mereka tidak kelihatan di lokasi. Masyarakat setempat heran saat melihat motor dan seperangkat baju masih ada di tepi sungai tanpa kelihatan sang pemiliknya. Di lokasi juga ditemukan bahan potasium yang belum dipakai. Mencemaskan nasib kedua bocah, warga kemudian melapor ke kantor kecamatan dan kepolisian terdekat.
ABDI PURMONO