Reshuffle Kabinet: Penyebab Rapor Menteri Profesional Jeblok

Reporter

Senin, 22 Juni 2015 09:31 WIB

Presiden Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla saat memimpin Sidang Kabinet Kerja di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 27 Oktober 2014. Sidang ini merupakan sidang perdana Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah menteri kabinet Jokowi-Kalla dinilai belum mampu melakukan akselerasi tugas kelembagaan. “Sebanyak 47 persen menteri belum memahami tugas dan fungsi mereka masing-masing,” ujar pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri B. Satrio, saat memaparkan hasil surveinya, 21 Juni 2015.

Kinerja buruk tak hanya terjadi pada kementerian yang dipimpin politikus, tapi juga kalangan profesional. Masyarakat, misalnya, tak puas atas melemahnya kondisi perekonomian nasional sekalipun sebagian terjadi karena situasi global. “Sebenarnya mereka ini semuanya orang pintar, tapi berada di tempat dan waktu yang salah,” kata Hendri.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan kinerja menteri dari kalangan profesional kurang memuaskan. Menurut dia, para menteri yang berasal dari kalangan profesional belum terbiasa dengan ritme kerja birokrat. Pada sisi lain, kabinet kerja Presiden Joko Widodo diisi beragam kepentingan. “Di level kementerian pun tidak semuanya profesional. Banyak yang menyulitkan,” kata Yunarto.

Adapun kelemahan terbesar menteri dari kalangan profesional, Yunarto mengatakan, adalah kemampuan merangkul kekuatan politik di parlemen. “Ini biasanya yang membuat sebagian kalangan profesional tergagap,” tuturnya. “Akibatnya, komunikasi tidak dilakukan dengan baik.”

Pengamat politik dari Populi Center, Nico Harjanto, berpendapat sama. Para menteri dari kalangan profesional biasanya tak memiliki jaringan sosial politik yang luas. “Sehingga tidak bisa melakukan lobi politik,” ucapnya.

Yang menarik, Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem Jhonny G. Plate justru berharap Presiden Joko Widodo tak tergesa-gesa merombak kabinet. Sebab, dia menilai para menteri—dari partai ataupun profesional—sebenarnya telah bekerja. “Hanya, sistem koordinasinya perlu diperbaiki dan ditingkatkan,” katanya kemarin.

Selain itu, Jhonny mengingatkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 belum lama disahkan. Nomenklatur beberapa kementerian yang mengalami reorganisasi pada pemerintahan baru juga belum tuntas secara baik. “Sehingga para menteri juga tidak bisa injak gas sepenuhnya,” ujarnya.

Karena itu, dia menyarankan agar Jokowi merombak kabinet dengan menggeser para menteri ke pos yang sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi tanpa membedakan dari partai ataupun nonpartai. “Sehingga kinerja kabinet jadi lebih baik tanpa reshuffle,” tutur Jhonny.

RIKY FERDIANTO | ANANDA TERESIA | MOYANG KASIH | DEWI SUCI |AW

Berita terkait

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

5 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

5 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

7 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

11 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

12 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

14 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

15 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

15 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

16 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

16 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya