TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan setuju tunjangan Polri dinaikan. Menurut dia, tunjangan Polri juga harus disamakan dengan yang didapat TNI.
"Sama dong kenaikannya, sudah diputuskan," kata Kalla di kantornya, Kamis, 4 Juni 2015. "Pokoknya angkanya juga sudah diputuskan." Kalla enggan menyebutkan nominal kenaikan tunjangan bagi Polri itu.
Dia mengatakan, dalam waktu dekat, kenaikan tunjangan itu akan segera direalisasikan. Menurut dia, kenaikan tunjangan untuk Polri sangat diperlukan. Khususnya bagi prajurit yang berada di daerah terpencil.
Kalla juga meminta, setelah tunjangan diberikan, Polri dapat bekerja lebih baik. Serta membangun sistem penegakan hukum yang kompeten.
"Tunjangan, kan, untuk kesejahteraan mereka, para prajurit. Sistem memang harus segera diperbaiki," ujarnya. "Polisi di daerah yang kerja siang-malam, juga bagi dia yang menjalankan tugas sebaik-baiknya itu yang harus diberikan insentif."
Kalla mengatakan kenaikan tunjangan untuk Polri tidak berlawanan dengan kebijakan pemerintah yang saat ini sedang melakukan pemangkasan anggaran negara. Musababnya, usul kenaikan tunjangan ini sudah direncanakan sejak tahun lalu.
"Sejak tahun lalu sebenarnya. Tidak banyak kenaikannya. Karena, kan, hanya tunjangan, bukan gaji," tuturnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti meminta Presiden Joko Widodo menaikkan tunjangan prajurit di lembaganya. Badrodin meminta kenaikan tunjangan itu disetarakan dengan yang diberikan TNI, atau sebesar 45 persen dari gaji pokok. Menurut dia, saat ini tunjangan polisi hanya 36 persen dari gaji.
REZA ADITYA
Berita terkait
Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech
2 jam lalu
Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.
Baca SelengkapnyaTPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya
3 jam lalu
Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.
Baca SelengkapnyaCara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita
15 jam lalu
Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk
Baca SelengkapnyaSyarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya
1 hari lalu
Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
1 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaInvestigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia
1 hari lalu
Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSoal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan
2 hari lalu
Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.
Baca SelengkapnyaKata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan
2 hari lalu
Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.
Baca SelengkapnyaKorlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap
2 hari lalu
Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.
Baca SelengkapnyaKorlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri
2 hari lalu
Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.
Baca Selengkapnya