Saat Pembalak Liar Kapok Tebangi Pohon, Begini Jadinya  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 4 Juni 2015 08:54 WIB

Sebuah tenda milik perambah berada di tengah hutan yang rusak terlihat dari udara di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, 29 April 2015. Presiden Joko Widodo telah memutuskan memperpanjang moratorium hutan. Namun, keputusan itu dinilai masih lemah dalam substansinya dan masih membuka peluang eksploitasi hutan di Indonesia. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Pontianak - Tanjung Gunung, dusun di daerah penyangga Taman Nasional Gunung Palong, tadinya mayoritas dihuni para pembalak hutan ilegal. Setelah sekian lama, kini mereka insyaf bahkan ikut dalam konservasi wilayah taman nasional.

"Kami melakukan pendekatan fasilitasi masyarakat. Konsepnya berupa menjalin pertemanan dengan masyarakat di zona peyangga taman nasional," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palong Dadang Wardhana, Rabu, 3 Juni 2015.

Konsep tersebut dikembangkan oleh Indonesia-Japan Project for Development of REDD+ Implementation Mechanism. Dadang mengatakan, terdapat 23 desa yang berada di sekitar taman nasional. Namun hanya 13 desa yang berada di kawasan penyangga taman nasional.

Dadang menambahkan, pada 1998 hingga 2004, warga desa menjadi pembalak liar. Mereka menjarah pohon-pohan bernilai di areal taman nasional. Sekitar 60 hektare dari total luasan 90 ribu hektare areal taman nasional, menjadi sasaran pembalakan liar.

Polisi hutan yang hanya berjumlah 25 orang harus bekerja keras mengatasi masalah ini. Posisi penegak hukum dan para pembalak yang notabene warga sekitar, berseberangan. Dadang berkisah, dulu tiap kali mobil patroli memasuki Tanjung Gunung, penduduk menyingkir.

Mereka berpikir akan ada operasi penangkapan. Di sisi lain, polisi hutan juga waswas akan perlawanan masyarakat. Tapi suasana berubah sejak Januari 2015. Perdamaian itu diawali anggota polisi hutan yang membantu membawa bibit ikan mas dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kayong Utara, untuk warga Tanjung Gunung.

"Bukan hal mudah bagi para fasilitator membangun kepercayaan ini. Butuh sepuluh bulan membangun pertemanan ini," kata Dadang.

Harman, 39 tahun, mantan pembalak liar Tanjung Gunung, bahkan menjadi penggerak di daerahnya untuk kegiatan konservasi. Dia melakukan pembibitan mangrove bersama masyarakat setempat, dan ikut aktif menanam kawasan hutan mangrove di kaki Taman Nasional Gunung Palong.

"Untuk pengamanan daerah taman nasional yang jadi kawasan pemanfaatan, kami tanam jabon," katanya. Harman mengaku jera menjadi pembalak liar. Dia merasakan daerahnya banjir karena tutupan lahan yang hilang akibat penebangan.

Dia sadar, apa yang telah dirusak sulit dipulihkan dalam waktu dekat. "Mata saya terbuka, dapat uang bukan hanya dengan menebang pohon. Menjaga alam juga bahkan bisa dapat uang," kata Harman. Desa tersebut menjual paket wisata ekologi.

Turis mancanegara bisa menikmati kawasan hutan taman nasional dan pulau-pulau di sekitar kawasan mangrove, sambil ikut menanam mangrove. Dia mengatakan, kini mayoritas penduduk yang tadinya bergantung pada kayu sebagai mata pencarian, beralih profesi.

"Kami bahkan saat ini berteman akrab dengan polisi hutan. Sudah kami anggap saudara, kebanyakan mereka berasal dari luar Kalbar," katanya.

ASEANTY PAHLEVI

Berita terkait

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

44 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

KLHK Sita 55 Kontainer Berisi Kayu Ilegal di Pelabuhan Teluk Lamong

45 hari lalu

KLHK Sita 55 Kontainer Berisi Kayu Ilegal di Pelabuhan Teluk Lamong

Sebanyak 767 meter kubik kayu ilegal dilindungi merupakan jenis ulin, meranti, bengkirai, dan rimba campuran. Datang dari Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

17 Januari 2024

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.

Baca Selengkapnya

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

14 Januari 2024

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.

Baca Selengkapnya

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

13 Desember 2023

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

10 November 2023

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan

18 September 2023

Jokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan

Jokowi akan mengecek langsung satu per satu jika ada yang tidak memperbaiki lahan bekas pertambangannya.

Baca Selengkapnya