Kampus di Yogyakarta Tolak Penghapusan Skripsi

Reporter

Minggu, 31 Mei 2015 06:40 WIB

Ilustrasi- Suasana mahasiswa berkonsultasi tentang skripsi kepada pembimbingnya di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat, Jumat, 3 Februari 2006. [TEMPO/ Nickmatulhuda; Digital Image; 20060201]

TEMPO.CO, Yogyakarta - Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rokhmat Wahab mengatakan penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan bukanlah kebijakan yang tepat. Dia khawatir penghapusan skripsi justru akan menurunkan kualitas sarjana di Indonesia. "Pendidikan harus ada target, jangan memanjakan peserta didik karena masalah teknis," kata Rokhmat kepada Tempo, 28 Mei 2015.

Dia berpendapat selama ini tugas penyusunan skripsi mampu mendidik calon sarjana untuk berpikir sistematis. Dengan menulis skripsi, kata Rokhmat, mahasiswa mampu memahami bidang akademiknya secara lintas mata kuliah. "Setiap sarjana harus punya pemikiran komprehensif dan keterampilan riset," ujarnya.

Rokhmat mengatakan penghapusan skripsi berpotensi menurunkan daya saing sumber daya manusia di Indonesia. Hal ini, kata dia, berisiko menurunkan gairah riset di kalangan mahasiswa saat persaingan global untuk kemajuan sains semakin ketat.

Pemberlakuan kewajiban skripsi, menurut dia, merupakan otonomi akademik setiap kampus, baik negeri maupun swasta. Otonomi ini, kata dia, mendapat jaminan dari Undang-Undang Pendidikan Tinggi sehingga tidak perlu dicampuri oleh kementerian.

Rokhmat mengatakan respons terhadap maraknya ijazah palsu dan skripsi jiplakan tidak semestinya diselesaikan dengan solusi yang melupakan substansi tujuan akademik. Dia menganggap kasus-kasus itu hanya perlu pengawasan lebih ketat.

Hal senada diungkapkan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Edi Suwandi Hamid, yang mengatakan penentuan skripsi merupakan wilayah otonomi kampus. Selama ini, kata dia, tidak ada aturan di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang mewajibkan skripsi untuk kelulusan mahasiswa. "Itu mutlak ada di kewenangan masing-masing kampus," kata Edi.

Edi berpendapat setiap kampus, baik negeri maupun swasta, bisa saja tidak mewajibkan penyusunan skripsi bagi calon sarjana. Dia mencontohkan skripsi bisa saja diganti dengan tugas kuliah lapangan yang mewajibkan adanya penulisan laporan atau syarat lainnya. "Beberapa kampus negeri ada yang sudah memberlakukan syarat kelulusan tanpa skripsi.”

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

11 jam lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

1 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

2 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

3 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

4 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

4 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

5 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

10 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

11 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya