Penghapusan Aset Trans Jogja Tak Direstui Pusat

Reporter

Sabtu, 30 Mei 2015 04:05 WIB

Bus Trans Jogja. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO.CO , Yogyakarta:Proses panjang dari rencana Pemerintah Kota Yogyakarta menghapus aset 20 unit bus Trans Jogja terancam kandas setelah Kementerian Perhubungan pekan ini mengisyaratkan tak bakal merestui langkah itu.

"Pemerintah pusat mau bus itu tetap dikelola pemerintah daerah sebagai angkutan umum, tidak dikembalikan," ujar Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta Christiana Agustiani kepada Tempo Jumat 29 Mei 2015. Rekomendasi pusat itu disampaikan pada DPRD saat menemui Kementerian Perhubungan awal pekan ini.

Aset bus Trans Jogja milik pemerintah kota yang setahun terakhir hanya mangkrak di Terminal Giwangan, rencananya hendak dihapus dan dikembalikan pusat. Karena dianggap akan membebani daerah jika tetap dioperasionalkan sebagai angkutan umum massal. Pusat menghibahkan bus itu sejak tahun 2006 silam dan pada periode 2007-2013 bus itu dipinjamkan ke Pemerintah DIY.

Kemudian, sejak resmi dikembalikan Pemerintah DIY pada Februari 2014, pemerintah kota berencana mengalihfungsikan bus itu dari sarana angkutan umum menjadi transportasi massal sebagai bus wisata pelajar. Langkah itu ditentang pusat karena tak sesuai peruntukan hibah awal dan pemerintah kota pun berniat mengembalikan saja seluruh bus itu.

Christiana menuturkan, pusat juga menolak aset bus itu dikembalikan ke mereka karena dianggap masih layak sebagai transportasi umum masyarakat. "Lagipula, sejak awal sudah terjadi kesalahan administrasi oleh pemkot, bus hibah itu sejak diserahkan sudah dicatatkan dalam aset daerah," ujarnya.

Pemerintah kota Yogya sudah bulat menghapus aset Trans Jogja dengan mempersiapkannya untuk masuk dalam daftar lelang tahun ini. "Kami belum tahu kabar jika pusat menolak bus itu dihapus dari aset," ujar Kepala Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah Kota Yogya Heri Satya Wacana.

Heri menambahkan, pihaknya belum menerima balasan atas permohonan penghapusan aset bus itu yang sudah dilayangkan ke pusat. Heri menuturkan, pemkot memang berencana melelang bus-bus itu secepatnya tahun ini agar nilai appraisalnya tetap tinggi.

"Kalau lebih cepat (lelang) harapannya nilainya bisa tetap tinggi, karena makin tua usia kendaraan makin rendah nilai jualnya," ujarnya.

Ketua DPRD Kota Yogyakarta Sudjanarko menuturkan, dengan penolakan pusat untuk menerima kembali bus hibah dari pemkot Yogya itu, DPRD diinstruksikan segera membuat panitia khusus tata kelola bus Transjogja.

"Mau tak mau harus dengan pansus untuk menindaklanjuti rekomendasi pusat soal bus itu, biar tak terlalu lama mengambang," ujar Sudjanarko.

Pemerintah Kota Yogya sejak bus itu dikembalikan dari 2014 lalu sampai 2015, hampir tak mengalokasikan anggaran signifikan dalam APBD untuk operasional Trans Jogja. Anggaran yang dialokasikan tak lebih dari Rp 100 juta untuk sekedar perawatan saja.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

57 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya