200 Pengungsi Rohingya Tinggal di Makassar  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 25 Mei 2015 15:24 WIB

Anak-anak suku Rohingya membawa barang-barang miliknya pindah ke penampungan yang lebih besar di desa Kuala Cangkoi, Lhoksukon, Aceh, 18 Mei 2015. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Makassar - Sekitar 200 pengungsi Rohingya berada di Kota Makassar. Kelompok etnis minoritas dari Myanmar itu mulai tinggal di Kota Makassar pada 2011. Mereka tidak bersamaan tiba di daerah ini, melainkan bertahap. Mereka mengaku hanya sementara menetap di Indonesia lantaran berharap segera dibawa ke negara tujuan mereka.

"Kami lebih dari 200 orang di Makassar, tapi tinggalnya tersebar di beberapa tempat," kata Muhammad Thoyib, 45 tahun, salah seorang pengungsi Rohingya, yang ditemui wartawan di Wisma Budi, Jalan Harimau Nomor 7, Kelurahan Maricaya, Kecamatan Makassar, Senin, 25 Mei 2015. Di tempat itu, terdapat 36 pengungsi Rohingya. Tiga belas di antaranya adalah anak-anak, sisanya remaja dan dewasa.

Thoyib menceritakan suka-duka pelariannya dari kampung halamannya di Kampung Ali Tanzw, Kota Bonggo, Myanmar barat, pada 1988. Kala itu dia baru berusia 18 tahun. Bapak lima anak itu sempat berkelana ke sejumlah negara sebelum akhirnya tiba di Makassar pada 2011. "Paling lama tinggal di Malaysia, sekitar 18 tahun," ucapnya.

Sebelum tinggal di Malaysia, Thoyib pernah berdomisili di Bangladesh, Uni Emirat Arab, dan Thailand. Ia menetap di Negeri Jiran dalam waktu relatif lama dengan harapan bisa menjadi warga negara itu. Tapi mimpinya gagal terwujud, sehingga dia memutuskan menuju Australia. Sayangnya, upayanya gagal. Dia malah dikirim ke Indonesia, tepatnya di Makassar.

Berbeda dengan di Malaysia, menurut Thoyib, warga Rohingya dilarang bekerja di Indonesia. Kendati demikian, biaya makan dan tempat tinggal mereka di Makassar ditanggung oleh International Organization for Migration (IOM). Rinciannya, orang dewasa memperoleh Rp 1,25 juta per bulan dan anak-anak Rp 500 ribu per bulan. "Sewaktu di Malaysia, saya jualan baju," ujarnya.

Kendati memperoleh uang saku, para pengungsi Rohingya kesulitan membiayai pendidikan anak-anaknya, khususnya dalam hal akomodasi. IOM hanya menanggung biaya pendidikan pengungsi Rohingya di sekolah negeri. Thoyib mengaku, dengan penghasilan minim itu, dia kesulitan membayar biaya antar-jemput dan memberi uang jajan anaknya.

Para pengungsi Rohingya berharap, kata Thoyib, United Nations High Commissioner for Refugees segera memberikan kepastian agar mereka dibawa ke negara ketiga. Dengan begitu, pihaknya dapat memperoleh kewarganegaraan. Thoyib berulang kali menegaskan keinginannya agar kehidupan anak-anaknya lebih baik daripada dia dan jauh dari bayang-bayang pembantaian di negara asalnya.

Di Wisma Budi yang berlantai dua itu, para pengungsi Rohingya tidak tinggal sendirian. Mereka tinggal bersama sejumlah imigran dari negara lain. Di antaranya Iran, Afganistan, dan Malaysia. Kebanyakan anak-anak imigran itu tak bersekolah.

TRI YARI KURNIAWAN

Berita terkait

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

2 hari lalu

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

Jakarta, Medan, dan Makassar masuk dalam daftar survei Smart City Index 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

13 hari lalu

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

Polres Makassar mengungkap kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga berinisial J, 35 tahun, yang terjadi pada enam tahun lalu

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

18 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

24 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

Petugas Damkar Diduga Dihalang-halangi Satpam Masuk ke Pabrik PT Charoen Pokphand Saat Terjadi Kebakaran

26 hari lalu

Petugas Damkar Diduga Dihalang-halangi Satpam Masuk ke Pabrik PT Charoen Pokphand Saat Terjadi Kebakaran

Petugas damkar disebut dihalang-halangi oleh petugas satpam, karena alasannya kebakaran di pabrik PT Charoen Pokphand sudah aman terkendali.

Baca Selengkapnya

Divonis 10 Tahun Penjara Karena Gratifikasi Rp 58,9 Miliar, Andhi Pramono Dinilai Tak Mendukung Pemberantasan Korupsi

26 hari lalu

Divonis 10 Tahun Penjara Karena Gratifikasi Rp 58,9 Miliar, Andhi Pramono Dinilai Tak Mendukung Pemberantasan Korupsi

Eks Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono divonis 10 tahun penjara atas dakwaan menerima gratifikasi sebesar Rp 58,9 miliar.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Pabrik Charoen Pokphand di Makassar, 1 Pekerja Tewas Belasan Lainnya Luka-luka

26 hari lalu

Kebakaran Pabrik Charoen Pokphand di Makassar, 1 Pekerja Tewas Belasan Lainnya Luka-luka

Kebakaran pabrik pakan ternak PT Charoen Pokphand di Makassar diawali suara ledakan yang memicu percikan api.

Baca Selengkapnya

Kasus TPPU Andhi Pramono, KPK Sita Lahan di Kabupaten Banyuasin

26 hari lalu

Kasus TPPU Andhi Pramono, KPK Sita Lahan di Kabupaten Banyuasin

KPK kembali menemukan dan menyita aset tanah seluas 2.597 meter persegi terkait Andhi Pramono di Banyuasin, Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya

KPK Apresiasi Hakim Vonis Andhi Pramono 10 Tahun Penjara

26 hari lalu

KPK Apresiasi Hakim Vonis Andhi Pramono 10 Tahun Penjara

KPK mengapresiasi putusan Majelis Hakim Tipikor terhadap bekas Kepala Kantor Bea Cukai Makassar, Andhi Pramono

Baca Selengkapnya

Empat Pelaku Pengeroyokan Polisi di Makassar Ditangkap, 5 Masuk DPO

39 hari lalu

Empat Pelaku Pengeroyokan Polisi di Makassar Ditangkap, 5 Masuk DPO

Tiga pelaku pengeroyokan polisi di Makassar adalah pelajar, dan satu buruh harian lepas.

Baca Selengkapnya