Dari 10.000 Pernikahan di Lumajang, Seperempatnya Menikah Dini

Reporter

Jumat, 22 Mei 2015 04:25 WIB

Steadyhealth.com

TEMPO.CO, Lumajang - Kepala Kantor Keluarga Berencana Kabupaten Lumajang, Farida mengatakan angka perkawinan dini di Kabupaten Lumajang masih cukup tinggi. "Pergaulan bebas menjadi salah satu faktor pemicunya," ujarnya, Kamis, 21 Mei 2015.

Farida mengatakan jumlah perkawinan di Lumajang selama 2014 lalu sebanyak 10 ribu perkawinan. "Dan 3 ribu di antaranya adalah pernikahan dini," kata Farida. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya angka perkawinan dini di Kabupaten Lumajang. "Aturan masih membolehkan wanita kawin di usia 16 tahun dan laki-laki 19 tahun," kata dia. Selain itu alasan sosial atau tradisi di masyarakat. "Tradisi kebanyakan masyarakat untuk segera menikahkan anaknya."

Faktor ekonomi serta pergaulan bebas juga menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka pernikahan dini di Lumajang. Idealnya, kata dia, perempuan menikah di usia 20 tahun dan pria 24 tahun. "Pada usia 20 tahun, dari sisi medis, wanita sudah siap untuk hamil ataupun melahirkan," katanya. Pada umur di bawah 20 tahun, secara kesiapan fisik dan tubuhnya, wanita masih belum siap untuk hamil atau melahirkan. "Pinggulnya belum siap sehingga bisa mengakibatkan kematian bayi," katanya.

Selain itu, resiko pendarahan, keguguran hingga kematian ibunya juga besar. Di Lumajang, angka persalinan muda masih cukup tinggi yakni 300 persalinan muda pada 2014. "10 persen dari pernikahan dini," katanya. Terkait dengan tingginya akan pernikahan dini dan persalinan muda ini, pihaknya gencar untuk melakukan sosialisasi di desa-desa. "Kami berusaha untuk mensosialisasikan menunda kehamilan bagi pasangan pernikahan usia dini hingga umur si ibu sudah di angka ideal untuk persalinan," kata Farida.

Informasi yang dihimpun TEMPO, pada 2014 lalu, Pengadilan Agama memberikan dispensasi kepada 135 pasangan muda untuk menikah lantaran si perempuannya terlanjur hamil dulu. Hingga Mei 2015 ini, PA Lumajang sudah mengeluarkan 17 dispensasi pernikahan. Sementara itu, data Dinas Kesehatan di Kabupaten Lumajang menunjukkan terjadi peningkatan angka kematian ibu melahirkan. Hingga Mei 2015, jumlah kematian ibu melahirkan tercatat sebanyak 14 orang.

Padahal sepanjang 2014 lalu, angka kematian ibu melahirkan sebanyak 17 kasus. Dari belasan kematian ibu bersalin itu terdapat beberapa yang persalinan muda. "Ada yang umur 17 tahun," kata Kepala Bidang Kesehatan Keluarga, Rosyidah kepada Tempo. Rosyidah menambahkan, dari 14 kasus kematian ibu melahirkan itu, sebanyak 8 di antaranya karena faktor penyakit. "Sebelum hamil, si ibu sudah mempunyai penyakit."

Jadinya ketika hamil dan persalinan makin memperberat resiko hingga menyebabkan kematian," katanya. Rosyidah mengatakan lima sakit jantung dan tiga sakit paru-paru. Usia kematian ibu yang melahirkan ini antara umur 17 tahun hingga 35 tahun. Melahirkan di umur 17 tahun ini sangat beresiko karena terlalu muda. Pada usia 17 tahun, ibu melahirkan cenderung mengalami anemia, kurang protein, dan kurus badannya. Faktor risikonya lebih tinggi. "Hamil itu lebih bagus di atas 20 tahun."

Sementara perempuan berusia 35 tahun juga berisiko. "Beberapa kematian ibu melahirkan lainnya karena proses persalinan biasa seperti pendarahan. Karena anemia juga," ujarnya.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

4 Maret 2024

Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan, negara harus memberi perhatian lebih kepada masyarakat yang lemah dan berkekurangan, dengan berpijak pada data-data resmi tentang stunting, anak putus sekolah, hingga kematian ibu dan bayi.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Ibu di Jakarta Turun, Sempat Naik saat Pandemi

13 Mei 2023

Angka Kematian Ibu di Jakarta Turun, Sempat Naik saat Pandemi

Kabar baik. Angka kematian ibu di DKI Jakarta yang sempat naik di masa pandemi kini kembali turun

Baca Selengkapnya

Asal Usul Hari Bidan Sedunia, Ini Tema di Tahun 2023

5 Mei 2023

Asal Usul Hari Bidan Sedunia, Ini Tema di Tahun 2023

Hari Bidan Sedunia atau International Day of the Midwife (IDM) dirayakan setiap tanggal 5 Mei setiap tahunnya. Hari Bidan Sedunia dirayakan sebagai bentuk penghomatan kepada profesi bidan yang selalu melayani masyarakat dalam kebidanan dan ginekologi.

Baca Selengkapnya

Tekan Kasus Kematian Ibu dan Anak, RSHS Bandung Bangun Gedung 8 Lantai

17 November 2022

Tekan Kasus Kematian Ibu dan Anak, RSHS Bandung Bangun Gedung 8 Lantai

Pembangunan Gedung Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RSHS Bandung dibiayai oleh Islamic Development Bank (IsDB).

Baca Selengkapnya

Buku Kesehatan Ibu dan Anak Bisa Jadi Pedoman Orang Tua Cegah Anak Stunting

25 Juli 2022

Buku Kesehatan Ibu dan Anak Bisa Jadi Pedoman Orang Tua Cegah Anak Stunting

Keluarga memiliki peran dalam menurunkan angka stunting atau kekerdilan. Caranya dengan gunakan buku kesehatan ibu dan anak.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Bidan Cegah Masalah Prenatal

26 Januari 2022

Pentingnya Peran Bidan Cegah Masalah Prenatal

Good Doctor memberikan akses dan memperkenalkan layanan kesehatan digital bagi bidan dalam menangani kasus prenatal

Baca Selengkapnya

Tekan Kematian Ibu dan Bayi, Menteri Muhadjir Effendy Dorong Program Ayah Siaga

11 Juni 2021

Tekan Kematian Ibu dan Bayi, Menteri Muhadjir Effendy Dorong Program Ayah Siaga

Muhadjir Effendy menerangkan, secara teknis, program Ayah Siaga merupakan kelas ibu hamil dengan aneka permainan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Thailand Bakal Bantu Carikan Pasangan Untuk Warganya yang Jomblo

13 Februari 2021

Pemerintah Thailand Bakal Bantu Carikan Pasangan Untuk Warganya yang Jomblo

Kementerian Kesehatan Thailand meluncurkan program "Marriage for Building Nation" yang akan membantu mencarikan pasangan bagi warganya yang jomblo.

Baca Selengkapnya

Ilmu Kesehatan Reproduksi Kunci Atasi Angka Kematian Ibu Anak

19 Juli 2019

Ilmu Kesehatan Reproduksi Kunci Atasi Angka Kematian Ibu Anak

Kematian ibu dan anak masih menjadi masalah yang harus dihadapi masyarakat Indonesia. Apa saja penyebab tingginya kematian ibu dan anak?

Baca Selengkapnya

Melahirkan Lebih dari Dua Kali, Ketahui Risikonya

18 Juli 2019

Melahirkan Lebih dari Dua Kali, Ketahui Risikonya

Seorang ibu yang melahirkan anak lebih dari dua berisiko mengalami pendarahan yang lebih serius saat persalinan setelah anak kedua.

Baca Selengkapnya