Ini Kesalahan Orang Saat Melihat Korban Kecelakaan

Reporter

Kamis, 21 Mei 2015 07:14 WIB

Masyarakat mendatangi dan melihat lokasi terjadinya tabrakan maut mobil Xenia, yang menewaskan sembilan orang dan melukai emapat orang lainnya, di halte Tugu Tani, Jakarta, (23/1). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perawat Pro Emergency Rokhmad Tryanto mengatakan masih banyak kesalahan yang dilakukan orang saat menjadi orang pertama yang melihat ada korban dalam sebuah kecelakaan. “Salah satu alasan terjadinya kecacatan dan kematian itu karena tidak memberikan atau salah memberikan pertolongan pertama,” katanya di Hotel Aston, Yogyakarta Rabu 20 Mei 2015.

Rokhmad memperlihatkan video kasus tabrakan Tugu Tani yang terjadi pada Januari 2012. Pada kecelakaan itu, ada delapan orang tewas di tempat kejadian setelah tertabrak mobil. Dalam video amatir itu terlihat ada banyak orang yang hanya melihat kondisi para korban yang beberapa di antaranya berlumuran darah.

Ada pula orang yang melihat kondisi korban dalam kondisi telungkup yang terluka dan mengeluarkan darah di bagian leher. Cara orang itu melihat kondisi korban adalah dengan membalikkan badan korban pada posisi terlentang untuk melihat wajahnya lalu mengembalikannya lagi ke posisi ketungkup.

“Tidak bisa korban dibolak-balik seperti sedang menggoreng seperti itu bisa saja posisi itu yang membuat kondisi korban lebih parah,” kata Rokhmad.

Rokhmad mengatakan walau si korban kecelakaan terlihat berdarah, masih ada kemungkinan ia selamat bila diberikan pertolongan pertama. Kesalahan lain yang terlihat dalam video itu, kata Rokhmad, adalah tidak adanya orang yang segera menelepon ambulans, pemadam kebakaran.

Kesalahan lain yang kerap dilakukan orang yang melihat kecelakaan itu, dari pengalaman Rokhmad, adalah mereka lebih fokus pada darah yang tercecer dibandingkan kondisi kehidupan korban itu. “Bahkan ada pula orang yang justru menutupi korban yang berdarah-darah dengan koran dibanding memeriksa kondisi korban lebih dahulu,” kata Rokhmad.

Dokter Pro Emergency, Aji Andhika membenarkan hal itu. Aji mengatakan kurangnya pengetahuan para orang yang berada di lokasi dalam memberikan pertolongan pertama menjadi alasan terbesar korban tidak bisa tertolong dan akhirnya meninggal. “Hanya 2-3 dari 10 orang yang tahu bagaimana cara memberikan pertolongan pertama,” kata Aji.

Selain itu, ketidaktahuan masyarakat tentang nomor telepon penting seperti pemadam kebakaran, ambulans, dan polisi juga alasan lain korban tidak tertolong lantaran terlambat mendapatkan penanganan. “Masalah telepon ini memang terjadi karena nomor telepon untuk polisi, ambulan dan pemadam kebakaran berbeda dan susah dihafalkan masyarakat,” katanya.

Ia menyarankan pemerintah bisa memberikan satu nomor saja untuk menghadapi kondisi gawat darurat untuk memanggil pemadam kebakaran, ambulans, dan polisi sekaligus.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Bus Pariwisata Masuk Jurang di Guci Tegal, Sandiaga Uno Kirim Staf Ahli Manajemen Krisis

8 Mei 2023

Bus Pariwisata Masuk Jurang di Guci Tegal, Sandiaga Uno Kirim Staf Ahli Manajemen Krisis

Menteri Sandiaga Uno menerjunkan staf ahli untuk berkoordinasi dengan pihak terkait jatuhnya bus pariwisata ke jurang di Guci, Tegal.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan di Tol Saat Mudik Lebaran, Ini Aturan Negara Soal Waktu Istirahat Sopir Berikut Jerat Pidananya

20 April 2023

Kecelakaan di Tol Saat Mudik Lebaran, Ini Aturan Negara Soal Waktu Istirahat Sopir Berikut Jerat Pidananya

Untuk mencegah kecelakaan saat Mudik lebaran, sopir harus cukup istirahat sesuai aturan negara berikut ini.

Baca Selengkapnya

Ini Muatan KM Sinar Bangun Saat Tenggelam

25 Juni 2018

Ini Muatan KM Sinar Bangun Saat Tenggelam

Polisi sebut jumlah penumpang KM Sinar Bangun sebanyak 150 orang dan 70 sepeda motor

Baca Selengkapnya

TNI Akan Pastikan Lokasi Karam KM Sinar Bangun

25 Juni 2018

TNI Akan Pastikan Lokasi Karam KM Sinar Bangun

Tim gabungan tengah mempersiapkan cara mengangkat bangkai KM Sinar Bangun dan mengevakuasi korban.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Empat Tersangka Tenggelamnya KM Sinar Bangun

25 Juni 2018

Polisi Tetapkan Empat Tersangka Tenggelamnya KM Sinar Bangun

Tiga petugas perhubungan diduga lalai sehingga membiarkan KM Sinar Bangun berlayar

Baca Selengkapnya

Data Sementara, Penumpang KM Sinar Bangun Diduga 206 Orang

21 Juni 2018

Data Sementara, Penumpang KM Sinar Bangun Diduga 206 Orang

Sebanyak 184 korban tenggelamnya KM Sinar Bangun belum ditemukan.

Baca Selengkapnya

Komunitas Kayak Bantu Cari Korban KM Sinar Bangun

21 Juni 2018

Komunitas Kayak Bantu Cari Korban KM Sinar Bangun

10 pengayuh perahu Kayak susuri korban KM Sinar Bangun di Danau Toba

Baca Selengkapnya

Bangkai KM Sinar Bangun Diprediksi di Kedalaman 460 Meter

21 Juni 2018

Bangkai KM Sinar Bangun Diprediksi di Kedalaman 460 Meter

Kemampuan jelajah alat tim gabungan pencari korban KM Sinar Bangun hanya 350 meter.

Baca Selengkapnya

KM Sinar Bangun Tenggelam, Seluruh Camat Diminta Sisir Danau Toba

21 Juni 2018

KM Sinar Bangun Tenggelam, Seluruh Camat Diminta Sisir Danau Toba

Tiga jenazah korban KM Sinar Bangun ditemukan mengapung di pinggir Danau Toba

Baca Selengkapnya

Dua Korban KM Sinar Bangun Ditemukan Meninggal

20 Juni 2018

Dua Korban KM Sinar Bangun Ditemukan Meninggal

Total korban tenggelamnya KM Sinar Bangun yang ditemukan menjadi 21 orang

Baca Selengkapnya