Tempo, JAKARTA- Kepala Sub Direktorat Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung Sarjono Turin mengatakan bahwa gelar perkara dugaan gratifikasi Komisaris Jenderal Budi Gunawan telah dilakukan pada dua pekan lalu, April 2015. Kabar terbarru, Polri menyatakan kasus tersebut tak layak ditingkatkan ke penyidikan.
"Sudah selesai kok, dua pekan lalu. Kejaksaan Agung dan Mabes Polri hadir semua," ujar Turin ketika diwawancarai Tempo di Kejaksaan Agung, Selasa, 19 Mei 2015.
Diberitakan sebelumnya, Mabes Polri menjanjikan ada gelar perkara terbuka untuk kasus dugaan gratifikasi Budi Gunawan. Budi Gunawan menjadi sorotan ketika ia dijadikan tersangka suap oleh KPK ketika ia masih menjadi Kabiro Pembinaan Karir Polri 2006-2010.
Gelar perkara direncanakan berlangsung di Mabes Polri karena kasus Budi Gunawan dilimpahkan ke Bareskrim Polri oleh Kejaksaan Agung. Sebelumnya, KPK melimpahkan kasus Budi Gunawan ke Kejaksaan Agung pasca Budi memenangkan sidang praperadilan penetapannya sebagai tersangka.
Turin melanjutkan, dalam gelar perkara tersebut tidak ada diskusi maupun pembahasan temuan-temuan Kejagung dan KPK terkait kasus Budi Gunawan. Apa yang terjadi, kata ia, hanyalah penyampaian hasil pengkajian oleh KPK dan Kejagung.
Turin mengatakan, kala itu tak ada simpulan diambil di akhir gelar perkara. Akhir gelar perkara lebih kepada Polri akan menindaklanjuti lagi temuan-temuan yang disampaikan oleh Kejaksaan Agung maupun KPK.
"Kami kan hanya mengacu pada MOU yang ada, jadi kami serahkan sepenuhnya ke Mabes Polri,"ujar Turin. Ditanyai apakah akan ada gelar perkara lagi, Turin mengaku belum tahu.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Victor Simajuntak membenarkan bahwa gelar perkara itu sudah dilakukan April lalu. Menurut dia, kasus Budi Gunawan memang tak layak diusut lagi.
"Menurut saya tak layak dinaikkan ke penyidikan. Di praperadilan juga sudah dinyatakan tak sah. Tapi, komitmen dan putusan kan ada di tangan atasan saya,"ujar Victor mengakhiri.
ISTMAN MP
Berita terkait
Setyo Wasisto: Jangan Adu Domba Polri dan KPK, Ini Tahun Politik
10 Oktober 2018
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengimbau agar polemik yang terjadi antara Polri dan KPK tak diperpanjang.
Baca SelengkapnyaKapolri Tito: Densus Tipikor Dibentuk Setelah Pansus KPK Reda
29 Desember 2017
Rencana Kapolri membentuk Detasemen Khusus (Densus) Antikorupsi akan dilanjutkan setelah perseteruan KPK dengan DPR mereda.
Baca SelengkapnyaDitanya Soal Cicak vs Buaya Jilid 4, Jubir KPK: Fokus Masing-Masing Saja
10 November 2017
Menurut Febri dalam tugas KPK menangani kasus-kasus besar, ada kemungkinan terganggu dengan berbagai hal baik isu hukum maupun non hukum.
Baca SelengkapnyaSPDP Pimpinan KPK, Direktur LBH: Indikasi Cicak Vs Buaya Jilid 4
10 November 2017
Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa mengatakan terbitnya SPD dua pimpinan KPK merupakan adanya indikasi Cicak versus Buaya jilid 4.
Baca SelengkapnyaSPDP Bos KPK Akan Picu Cicak vs Buaya 4: Kapolri Tito Menjawab
9 November 2017
Tito Karnavian menyampaikan komitmen tidak ingin membuat gaduh antara Polri dan KPK.
Baca SelengkapnyaPolri Minta Rencana Pendirian Densus Antikorupsi Tak Jadi Polemik
26 September 2017
Menurut Syafruddin, keberadaan Densus Antikorupsi akan menopang kinerja KPK, sebab fokus KPK adalah memicu pemberantasan korupsi.
Baca SelengkapnyaAktivis Anti Korupsi Usul Direktur Penyidikan KPK Dicopot
30 Agustus 2017
Aktivis mencatat tiga pelanggaran yang dilakukan Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aris Budiman.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Kapolri Soal Telegram Rahasia
26 Desember 2016
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan jika ada yang berbuat satu, ada yang bermasalah satu, maka akan mempengaruhi citra institusi.
Baca SelengkapnyaTelegram Rahasia yang Dianggap Langkah Mundur Polisi
26 Desember 2016
Sumber Tempo menyebutkan surat telegram itu diterbitkan lantaran sejumlah polisi sedang terjerat masalah hukum di KPK.
Baca SelengkapnyaBebas, Akankah Antasari Azhar Terjun ke Politik?
10 November 2016
Antasari Azhar menyatakan ingin menjadi wartawan. "Biar kita saling tulis," katanya.
Baca Selengkapnya