Keraton Kisruh, Yogya Tetap Panen Wisatawan  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 14 Mei 2015 15:33 WIB

Wisatawan yang memadati kawasan Keraton dan Alun-Alun Utara Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Meski Keraton Yogyakarta sedang kisruh gara-gara Sultan Hamengku Buwono X mengubah namanya menjadi Sultan Hamengku Bawono X dan mengubah gelarnya, wisatawan tetap membeludak saat libur panjang pekan ini.

"Malioboro sejak awal pekan ini kalau malam hari sudah seperti ada pertandingan bola, ramai sekali dan kendaraan antre masuk," ujar Koordinator Keamanan, Ketertiban, dan Lalu Lintas Unit Pelaksana Teknis Malioboro Ahmad Syamsuddin kepada Tempo, Kamis, 14 Mei 2015.

Bahkan jumlah wisatawan yang menyesaki kawasan Malioboro membengkak hingga lima kali lipat. "Dari rata-rata 1.200 kunjungan per hari, mulai Selasa, 12 Mei 2015, sudah sekitar 5.000 kunjungan per hari," ujar Syamsuddin. Dia mendapat hitungan itu berdasarkan jumlah kendaraan yang melintas.

Syamsuddin menegaskan, polemik internal Keraton Yogyakarta yang menghangat dan mulai munculnya protes sebagian masyarakat tak mempengaruhi kunjungan wisatawan. Spanduk protes warga Yogyakarta bertuliskan “Kembalikan Paugeran" terpajang di kawasan padat wisatawan di sekitar Keraton Yogyakarta itu. "Tapi tak ada wisatawan yang merasa khawatir dengan polemik itu, karena sejauh ini aman-aman saja di tingkat masyarakat," ujarnya.

Kepala Unit Pelaksana Taman Pintar, Yunianto Dwi Sutono, juga menyebutkan tak ada pengaruh berarti dari polemik sabda raja itu terhadap kunjungan wisatawan ke tempat wisata keluarga itu. "Kunjungan malah terus meningkat setiap hari sejak awal pekan ini, di atas angka 4.000 kunjungan per hari dari normalnya 1.000 kunjungan per hari," ujar Yunianto. Bahkan, pada Rabu, 13 Mei 2015, angka kunjungan wisatawan ke Taman Pintar sudah menembus 7.000 orang per hari.

Manajer Pemasaran Kebun Binatang Gembira Loka Joseph Kurniawan menyatakan ontran-ontran di Keraton Yogyakarta sama sekali tak berdampak terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke kebun binatang itu yang memang sudah meningkat sejak akhir April 2015. "Malah bulan Mei ini kunjungan naik terus per hari meski harga tiket sudah dinaikkan," ujarnya.

Gembira Loka mencatat, angka kunjungan wisatawan selama Januari hingga awal Mei ini sudah sekitar 600 ribu orang. Pada April, kebun binatang itu dikunjungi sekitar 75 ribu orang. Gembira Loka pada 1 Mei-16 Juli ini menaikkan harga tarif dari Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu per orang. Sedangkan pada 17 Juli-2 Agustus harga tiket dinaikkan menjadi Rp 30 ribu per orang.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

18 jam lalu

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

Masyarakat perlu mendukung perempuan dalam mengejar kesempatan dan kesuksesan di berbagai bidang, termasuk di menjadi pemandu wisata perempuan.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

4 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

4 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

5 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

7 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

8 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

11 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

12 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya