Larasati Akhirnya Bebas dari Pasungan dan Kurungan  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 14 Mei 2015 06:40 WIB

TEMPO.CO, Bandung - Larasati Safitri Nur Fazria, remaja asal Tasikmalaya, yang dipasung oleh ibunya kini sudah mendapat perawatan intensif dari dokter Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat. Beberapa hari sebelumnya ia dan ibunya Lia Siti Nurjamilah berobat ke RSJ ini. Akhirnya Larasati menjalani rawat inap dan observasi lanjutan. Larasati masuk ke RSJ pukul 08.00 didampingi Lia.

Larasati dibawa ke RSJ karena kondisinya yang sangat mengkhawatirkan. Larasati suka menggigit tangan sendiri sehingga terpaksa dipasung oleh ibunya. "Dia ditempatkan di sebuah kamar khusus oleh sang ibu agar tidak menyakiti dirinya," kata Encep Supriyadi, Direktur RSJ Jabar, Rabu, 13 Mei 2015.

Menurut encep, selama masa observasi tujuh hari Larasati akan mengikuti beberapa tes seperti terapi dengan obat, terapi sosial juga terapi kegiatan sehari-hari. Setelah menjalani observasi selama tujuh hari maka Larasati akan dipindahkan ke ruang rawat inap khusus anak dan remaja selama tiga pekan.

Untuk menangani kasus Larasati, RSJ Jabar menurunkan satu tim dokter untuk mengawasi perkembangannya selama observasi. Leli adalah dokter yang ditunjuk menangani kasus Larasati itu. "Kami pakai tim karena ini bukan cuma gangguan kejiwaan, tapi ia susah bicara. Emosi tidak stabil," ujar Encep.

Semula keluarga Larasati kesulitan biaya untuk menanggung pengobatan Larasati. Kondisi ini membuat Lia pontang-panting mencari bantuan dari donatur, seperti lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah agar putrinya bisa mendapat penanganan yang layak. Namun menurut Encep, semua biaya ditanggung RSJ Jabar karena Lia mengikuti program BPJS.

"Sebetulnya ibu Lia kan ikutan BPJS jadi karena kami rumah sakit negeri, maka tanggungan atau biaya pasien selama di rumah sakit akan ditanggung BPJS. Mengenai bantuan lainnya dari kami, nanti kami akan mengantar pasien ke rumahnya apabila perawatan sudah selesai," ujar tutur.

Selain bantuan secara material, encep juga menjamin setelah Larasati keluar dan menjalani hidup kembali di tengah masyarakat. Mereka akan tetap mengawasi perkembangan Larasati melalui rumah sakit atau puskesmas yang sudah bekerja sama dengan RSJ Jabar.

"Kami tidak akan melepas pasien begitu saja. Setelah diantar pulang pasien akan diawasi melalui RS atau puskesmas di Tasikmalaya yang memiliki fasilitas psikiater. Nanti akan ada laporan ke RSJ sini tentang hasil atau perubahan terhadap kondisi pasien," ujar Encep.

DWI RENJANI

Berita terkait

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

1 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

6 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

9 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

Baca Selengkapnya

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.

Baca Selengkapnya

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

8 Februari 2024

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.

Baca Selengkapnya