TEMPO.CO, Jakarta - Hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sudah dapat dilihat sejak Sabtu, 9 Mei 2015. Dari ratusan ribu siswa yang bersaing untuk mendapatkan kursi di perguruan tinggi negeri, tentu tak semuanya lulus.

Pengamat pendidikan Doni Koesoema memberikan kiat agar siswa yang gagal tak terlalu lama terpuruk dalam kesedihannya. "Mereka harus realistis," katanya saat dihubungi Tempo pada Senin, 11 Mei 2015.

Pertama-tama, kursi yang disediakan terbatas. Tahun ini, ada 852.093 pendaftar, sedangkan kursi yang tersedia di 53 perguruan tinggi seluruh Indonesia hanya 152 ribu. Tentu tak bisa semuanya masuk.

Karena itu, siswa harus pandai dalam membaca peluang saat mendaftar. "Dipilih kira-kira mana yang peluangnya paling besar untuk lolos," ujarnya.

Para siswa juga sudah harus menyiapkan mentalnya. Mereka sudah harus siap menghadapi kegagalan.

Peran orang tua juga penting. Mereka harus aktif menanyakan keadaan sang anak. Apabila terlihat ada tanda-tanda depresi atau mentalnya terpuruk, orang tua dapat memberikan motivasi lebih.

Menurut Doni, gagal dalam SNMPTN bukan berarti harapan masuk perguruan tinggi pupus. "Masih bisa mencoba jalur lain," ucapnya.

Selain SNMPTN, siswa yang gagal atau tak mendapat jurusan yang diinginkan bisa mencoba lewat Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) yang memberikan peluang 30 persen kursi. Selain itu, ada alternatif jalur mandiri, meski memakan biaya yang lebih mahal.

URSULA FLORENE SONIA