Reshuflle Kabinet, Hanura Minta Jokowi Obyektif Mengevaluasi Menteri

Reporter

Editor

Elik Susanto

Sabtu, 9 Mei 2015 05:30 WIB

Pasangan Capres dan Cawapres dari Partai Hanura Wiranto dan Hary Tanoesudibjo melakukan simulasi pencoblosan di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta (5/4). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO , Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura Dossy Iskandar pasrah apabila Presiden Joko Widodo memangkas jatah menteri dari partainya. Dossy mengatakan kocok ulang menteri kabinet urusan Presiden Jokowi.

"Karena itu kan hak prerogatif Presiden, asal jangan sampai hak itu disalahartikan saja," kata Dossy, saat dihubungi, Jumat, 8 Mei 2015. "Susunan kabinet dan komposisi kursi untuk Partai Hanura, saya kira saat ini sudah proporsional."

Dalam kabinet Jokowi, sejumlah partai pendukung mendapat jatah menteri. PDI Perjuangan mendapat jatah 4 menteri, PKB memperoleh 4 menteri, Partai NasDem mendapat 3 menteri. Partai Hanura mendapat 2 kursi menteri, dan PPP kubu Romahurumuziiy dengan 1 menteri.



Menurut Dossy, susunan kabinet sekarang partainya paling sedikit mendapat jatah menteri. Jika ada perombakan, partainya memang terancam tak memilki tempat lagi. "Yang penting kami selama ini sudah sering melakukan koordinasi juga dengan Presiden, kami selalu mendukung program Presiden," ujarnya.

Dossy menambahkan, komunikasi dengan ketua umum partai pendukung pemerintah juga lancar. "Tapi kami tidak dalam kapasitas meminta jatah kursi tambahan." Dia meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk obyektif terhadap kinerja para menteri jika ingin merombak kabinet.

Isu perombakan kabinet dilontarkan Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa waktu lalu. Kinerja empat menteri ekonomi paling disorot, yaitu Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.

Mereka dinilai tak berprestasi. Guru besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Mudrajad Kuncoro, menganggap wajar bila keempat menteri tersebut sering disebut layak diganti karena belum punya konsep dan arah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. “Mereka belum menunjukkan geregetnya, perekonomian malah terus memburuk,” katanya, kemarin.

Kuncoro menunjuk contoh kinerja Kementerian BUMN yang melempem. Indikatornya adalah pelemahan harga saham sejumlah perusahaan negara yang masuk bursa. Sedangkan Kementerian Keuangan dinilai gagal menjaga nilai tukar rupiah. Persoalan lain adalah tingkat inflasi yang tinggi dan pertumbuhan yang melemah.

REZA ADITYA

Berita terkait

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

3 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

3 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

5 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

9 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

10 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

13 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

13 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

14 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

14 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

14 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya