Sabda Raja, Nasib Dana Istimewa Yogya Tak Pasti

Reporter

Jumat, 8 Mei 2015 18:10 WIB

Sri Sultan Hamengkubuwono X, raja Kasultanan Yogyakarta, membacakan Sabda Tama (pernyataan raja) di Bangsal Kencono, Kompleks Kraton Yogyakarta, Kamis (10/05). Dalam pernyataannya, Sultan menegaskan bahwa Kraton Yogyakarta dan Kraton Puro Pakualaman merupakan satu kesatuan yang utuh, dan bahwa Yogyakarta memiliki tata peraturannya sendiri meskipun telah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. TEMPO/Suryo Wibowo








TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta mengaku belum bisa memberikan kepastian apa pun terkait nasib pencairan dana keistimewaan setelah Sabda Raja dikeluarkan Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Sabda Raja Sultan HB X sempat diperkirakan bakal mempengaruhi perubahan Undang-Undang Keistimewaan DIY yang satu paket dengan pos alokasi pemerintah pusat untuk DIY melalui APBN sebagai pendukung pelaksanaan UU itu. (baca:Sensitif pada Isu Suksesi Keraton, Perda Jabatan Gubernur DIY Tak Rampung)

"Kalau pencairan tahap pertama bulan April kemarin masih lancar dan tak terlambat. Kami belum tahu jika ada (polemik) ini, apa akan ada perubahan karena belum ada pemberitahuan dari provinsi," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharsono kepada Tempo, Jumat, 8 Mei 2015.

Menurut Eko, tahun ini Pemerintah Kota Yogyakarta mendapat jatah alokasi dana keistimewaan sekitar Rp 29 miliar untuk bidang kebudayaan dan instansi terkait. Dari jumlah itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mendapat Rp 9 miliar. "Baru dicairkan Rp 300 juta untuk instansi kami sendiri," ujar dia. (baca:Soal Sabda Raja Sultan, Sejarawan: Itu Hak Mutlak Raja)

Eko mengatakan pengajuan pencairan dana keistimewaan memang dilakukan per termin, bisa tiga atau empat kali lebih per tahun. "Mei ini kami akan ajukan pencairan lagi, tapi koordinasi dulu dengan provinsi apa tidak ada pengaruh sama sekali atau apa ada penundaan," ujar dia.

Lima poin Sabda Raja hanya mencantumkan perubahan terkait gelar nama raja dan sejumlah hal tentang tatanan adat dan sejarah keraton. Namun beberapa kalangan menilai hal itu tetap akan memicu amandemen UU Keistimewaan yang mempengaruhi nasib dana kesitimewaan.

"Karena pusat mengesahkan UU itu melihat latar sejarah keraton yang dahulu. Kalau paugeran berubah berati ada kerajaan baru. Ini yang memicu UU Keistimewaan diubah dan dana keistimewaan dikaji ulang," ujar budayawan yang juga pemimpin Jejaring Keistimewaan Ayodya Yogyakarta Kyai Haji Muhammad Jazir.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

12 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

19 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

46 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

51 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

53 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

26 Februari 2024

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.

Baca Selengkapnya

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

14 Februari 2024

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.

Baca Selengkapnya

Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

13 Februari 2024

Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Jokowi terbuka bertemu Megawati untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya

Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

12 Februari 2024

Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 telah dirintis Sultan Hamengku Buwono X sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya