Geledah Rumah, Istri Novel Ikut Diperiksa Badannya

Reporter

Jumat, 1 Mei 2015 19:40 WIB

Sejumlah anggota Bareskrim Polri menggeledah sebuah motor yang terparkir di dikediaman Novel Baswedan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, 1 Mei 2015. Penggeledahan ini dilakukan untuk mencari barang bukti terkait kasus penganiayaan terhadap tersangka pencuri sarang burung walet di Bengkulu. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 10 orang penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri yang menggeledah rumah penyidik Komisi Pemberantas Korupsi, Novel Baswedan, Jumat, 1 Mei 2015, mengakhiri tugasnya setelah bekerja selama lebih dari lima jam, yang dimulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 18.09 WIB.

Dua orang pria mengenakan kemeja batik dan celana jeans tampak membawa dua kardus air mineral, kemudian memasukannya ke dalam mobil Toyota Innova putih bernomor polisi B 1597 BYP yang diparkir di depan pagar rumah Novel Baswedan.

Di dalam kardus tampak beberapa eksemplar Koran Tempo dan Majalah Tempo, serta berkas-berkas dokumen. Secara keseluruhan penyidik membawa 20 barang bukti. Tim penyidik langsung meluncur kembali ke Mabes Polri tanpa bersedia memberi kesempatan media untuk mewawancarai mereka.

Kerabat Novel, Ibnu Kris, mendampingi keluarga selama penggeledahan berlangsung. Menurut dia, para penyidik mengambil dokumen dan sertifikat, dua buah laptop, dan flashdisk.

Berdasarkan keterangan penyidik, kata Ibnu, barang-barang yang diambil dianggap relevan dengan pemeriksaan terhadap Novel yang saat ini sedang berlangsung.

Ibunu menjelaskan, selama penggeledahan berlangsung, suasana dibuat kondusif dan senyaman mungkin. Baik istri dan empat anak perempuan Novel tak melontarkan keluhan. “Penyidik sesuai dengan arahan," kata dia.

Para penyidik memeriksa satu ruangan di lantai dasar rumah, dua kamar tidur di lantai dua. Ruang televisi, toilet, di rumah itu juga jadi sasaran penggeledahan. Bahkan juga plafon rumah.

Empat orang polisi wanita juga melakukan pemeriksaan badan terhadap istri Novel, Rina Emilda, sekitar pukul 16.30 WIB.

Penyidik juga memeriksa secara mendetail kendaraan Novel, yaitu mobil Toyota Avanza Velos bernomor polisi W 311 S, dan satu sepeda motor Honda Supra X. Tak hanya bagasi, penyidik bahkan membuka kap mesin mobil. Namun, menurut Ibnu, mereka tak menemukan apapun.

Wakil Koordinator KontraS, Chrisbiantoro, yang juga berada di dalam rumah selama penggeledan, mengatakan sebenarnya dua barang tak jadi dibawa karena dianggap tidal relevan. Namun handphone Novel turut dibawa.

Chris mengatakan, barang bukti yang ikut disita meskipun tak ada kaitannya dengan kasus yang dituduhkan kepada Novel. "Ada sertifikat tanah dan surat penugasan Novel dari KPK," kata dia.

Novel diciduk dari rumahnya di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, subuh tadi, sekitar pukul 00.20 WIB. Ia telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap pencuri sarang burung walet di Bengkulu pada 2004 silam. Saat itu Novel menjabat Kasat Reskrim Polres Kota Bengkulu. Pukul 16.00, ia diterbangkan ke Bengkulu dari Jakarta untuk menjalani rekonstruksi kasusnya.

URSULA FLORENE SONIA

Berita terkait

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

12 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

2 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya