TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, belum menerima perlengkapan pribadi dari keluarga. "Kami belum bawa, nanti disusulkan," kata kakak kandung Novel, M. Taufik, setelah menjenguk Novel di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jumat, 1 Mei 2015
Bareskrim Polri menahan Novel berlandaskan kasus penganiayaan terhadap tersangka pencuri sarang burung walet pada 2004. Saat itu Novel menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Bengkulu. Novel dituduh menembak dan menganiaya pencuri sarang burung walet.
Sementara itu, kuasa hukum Novel, Saur Siagian menuturkan masalah perlengkapan pribadi bukan perkara yang mengganggu bagi Novel. Sebab, Novel ialah pribadi tangguh yang tak masalah bila tak mandi atau ganti baju. "Dia cukup nyaman dengan satu-satunya baju yang melekat di tubuhnya sekarang," ucap Saur.
Dia menambahkan, polisi mengizinkan keluarga menemui Novel di ruang tamu dekat ruang tahanan. Novel, ujar Saur, dalam kondisi sehat dan tak merasa tertekan. "Ini risiko perjuangan memberantas korupsi," kata Saur menirukan pesan yang disampaikan Novel kepada keluarga.
RAYMUNDUS RIKANG
Berita terkait
Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya
12 jam lalu
Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
1 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaInvestigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia
1 hari lalu
Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSoal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan
1 hari lalu
Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.
Baca SelengkapnyaKata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan
1 hari lalu
Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.
Baca SelengkapnyaKorlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap
2 hari lalu
Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.
Baca SelengkapnyaKorlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri
2 hari lalu
Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai
2 hari lalu
Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.
Baca SelengkapnyaTNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota
2 hari lalu
Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.
Baca SelengkapnyaTPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
2 hari lalu
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.
Baca Selengkapnya